JAKARTA, RADARPENA.CO.ID- Kapusdatin BNPB Abdul Muhari mengatakan, aktivitas vulkanik Gunung Merapi (Jawa Tengah) masih tinggi, berupa erupsi efusif.
Hal ini berdasarkan catatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).
Hasil pengamatan aktivitas Gunung Merapi, pada 1-7 Desember 2023, terpantau 6 kali terjadi APG.
BACA JUGA:Menguak 7 Mitos Gunung Merapi yang Dikenal Mistis dan Jadi Kearifan Lokal
"Yang terdiri dari dua kali ke arah selatan (hulu Kali Boyong) dengan jarak luncur sejauh maksimal 1.300 Meter," kata Abdul Muhari.
Selain itu, empat kali ke arah Barat Daya atau hulu Kali Krasak-Bebeng, dengan jarak luncur maksimal 3.000 Meter.
"Sementara itu, guguran lava teramati sebanyak 192 kali ke arah Selatan dan Barat Daya. Suara guguran terdengar empat kali dari Pos Kaliurang dan Babadan," kata Abdul.
BPPTKG juga mencatat adanya kenaikan aktivitas magmatik ditunjukkan dengan tingginya intensitas kegempaan.
BACA JUGA:Gunung Merapi Muntahkan Awan Panas 7 Kali Selama 1 Jam
Tepatnya, pada pekan pertama Desember 2023 ini.
"Gunung Merapi tercatat mengalami enam kali gempa APG, satu kali gempa Frekuensi Rendah (LF). (Dan juga, red) 1.045 kali gempa guguran (RF) dan 17 kali gempa tektonik (TT)," kata Abdul.
"Keadaan ini berpotensi menghasilkan guguran lava dan awan panas. (Yaitu, red) pada Sektor Selatan, Barat Daya, dan Sektor Tenggara," kata Abdul dalam keterangan tertulis, Sabtu 9 Desember 2023, malam.
Kata dia, Gunung Merapi sempat mengeluarkan awan panas guguran (APG), pada Jumat 8 Desember 2023, sekitar pukul 14.46 WIB.
"Kejadian tersebut bersamaan dengan turunnya hujan," ujar Abdul.
"Sehingga, mengakibatkan hujan air berwarna kecoklatan di wilayah Desa Krinjing dan Desa Paten, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang." Hujan air bercampur dengan abu vulkanik juga melanda Desa Stabelan, Desa Klakah, dan Desa Tlogolele.