Alat beratpun tidak terlihat ada di sekitar lokasi tersebut, namun atap dan lapak yang terbuat dari keramik sudah dihancurkan bagian atasnya.
Pembongkaran tersebut rupanya bukan dilakukan oleh petugas yang berwenang. Namun didahului sejumlah pemulung, yang sengaja ingin mengambil besi pondasi untuk dijual.
Hal itu diungkapkan salah satu pedagang Buah Astuti (55), dirinya mengaku telah diminta pindah oleh pihak Dinas Perdagangan sejak dua hari lalu.
"Kita pindah kesini udah dua hari, dari minggu malem itu. Senin kita pindahan," katanya ditemui di lokasi.
BACA JUGA:Cegah Banjir! DLH Kota Bandar Lampung Siagakan 60 Personel untuk Keruk Lumpur dari Tumpukan Sampah
BACA JUGA:Jelang Pemilu 2024 , Polresta Bandar Lampung Rutin Patroli Sekala Besar
Menurutnya, para pedagang hanya memindahkan dagangannya saja tidak ikut membongkar lapak yang mereka gunakan sejak 15 tahun lalu itu.
"Kita cuma pindah. Yang ambil besi di keramikan itu pemulung atau rongsokan, semalem. Kalau alat berat ga ada," ungkapnya.
Saat ditanya tanggapannya terkait dipindahkanya mereka ke lokasi saat ini? Dirinya mengaku mau tak mau menerimanya.
"Pengen kita mah kalau milih gak mau pindah, coba liat aja kondisinya panas sempit memprihatinkan," ujarnya.
Ditambahkan Hannah, dirinya juga memkhawatirkan barang-barang daganganya yang mudah layu lantaran terkena terik sinar matahari.
BACA JUGA:Upah Minimum Kota Bandar Lampung Naik Rp112 Ribu di 2024
"Buah, sayur gampang layu gini jadinya. Karena gentengnya asbes dan deket banget sama kepala," imbuhnya.
Dirinya juga menandaskan, bila para pedagang diminta untuk pindah ketempat tersebut minimal enam bulan lamanya.
"Janjinya selambat-lambatnya itu enam bulanan kita disini dulu. Pengennya disana ga disini," pungkasnya.