Israel meresponsnya dengan tindakan keras, termasuk penahanan massal, pembatasan pergerakan, penutupan wilayah, dan penggunaan kekuatan militer.
Intifada Pertama menarik perhatian dunia internasional terhadap konflik Israel-Palestina, dan banyak negara dan organisasi internasional mengutuk tindakan keras Israel dan mendesak untuk solusi damai.
Ketegangan ini diakhiri dengan penandatanganan Perjanjian Oslo antara Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina (Palestine Liberation Organization/PLO). Melalui perjanjian ini, Israel mengakaui secara resmi Otoritas Palestina.
4. Intifada Kedua (2000-2005)
Intifada Kedua, yang juga dikenal sebagai Intifada Al-Aqsa, adalah gelombang kekerasan dan perlawanan Palestina yang terjadi antara tahun 2000 dan 2005. Ini adalah gelombang kedua dari Intifada, dengan Intifada Pertama terjadi antara tahun 1987 dan 1993.
Ketegangan ini dimulai setelah kunjungan kontroversial oleh pemimpin politik Israel, Ariel Sharon, ke Masjid Al-Aqsa di Yerusalem pada 2000 silam.
Kunjungan ini dipandang oleh banyak orang Palestina sebagai provokasi dan pencobaan Israel untuk mengklaim kendali lebih besar atas situs suci tersebut.
Intifada Kedua melibatkan serangkaian protes, bentrokan, tindakan perlawanan bersenjata, serangan bom bunuh diri, dan operasi militer oleh Israel. Demonstrasi besar-besaran dan pemogokan umum juga terjadi di wilayah-wilayah pendudukan Israel.
Israel merespons Intifada Kedua dengan operasi militer besar-besaran di Tepi Barat, termasuk operasi yang bertujuan untuk menangkap militan Palestina dan menghancurkan infrastruktur terkait.
Intifada Kedua menghasilkan kerugian besar dalam hal korban jiwa di kedua belah pihak dan banyak luka-luka. Selain itu, Terjadi perubahan dramatis dalam geografi Tepi Barat, termasuk pembangunan tembok perbatasan yang memisahkan wilayah Palestina dari wilayah Israel.
Intifada Kedua berakhir secara bertahap, dan perundingan damai dilanjutkan. Pada 2005, Israel mengumumkan rencana penarikan dari Jalur Gaza, yang dilaksanakan pada tahun yang sama.
Intifada Kedua memiliki dampak yang signifikan pada wilayah dan konflik Israel-Palestina. Meskipun telah ada upaya perdamaian dan negosiasi selama dan setelah Intifada Kedua, isu-isu yang mendasarinya, seperti status Yerusalem, pemukiman Israel, dan nasib pengungsi Palestina, masih menjadi tantangan besar dalam mencari solusi damai dan berkelanjutan bagi konflik tersebut.
5. Perang Gaza (2008-2009; 2012; 2014)
Perang Gaza merujuk pada serangkaian konflik bersenjata antara Israel dan Jalur Gaza, wilayah yang dikuasai oleh kelompok Hamas dan yang juga dihuni oleh sejumlah besar warga Palestina.
Konflik ini telah terjadi dalam beberapa bentuk selama beberapa dekade terakhir, dengan beberapa episode yang paling signifikan terjadi pada tahun 2008-2009, 2012, dan 2014.
Perang Gaza memiliki latar belakang yang rumit, dengan banyak faktor yang memainkan peran, termasuk sengketa atas tanah, ketegangan politik, dan konflik antara Israel dan Hamas, sebuah kelompok Islam militan yang menguasai Jalur Gaza.
Serangan Israel di Gaza sering dimulai dengan serangan udara yang luas sebagai respons terhadap serangan roket oleh kelompok-kelompok bersenjata di Gaza.
Operasi-operasi militer darat juga pernah diluncurkan oleh Israel selama beberapa konflik, seperti Operasi Cast Lead pada 2008-2009, Operasi Pilar Pertahanan pada 2012, dan Operasi Protective Edge pada 2014.