Asma adalah peradangan paru kronis yang dapat mengakibatkan saluran napas menyempit sehingga menimbulkan rasa sesak pada dada, mengi, dan batuk-batuk.
Kualitas udara yang buruk dapat menyebabkan serangan asma lebih sering terjadi. Kondisi ini terbilang cukup serius, karena jika tidak segera diatasi dapat berakibat fatal bahkan menyebabkan kematian.
4. Kanker Paru-Paru
Meski sering dikaitkan dengan kebiasaan merokok, kanker paru-paru juga menjadi salah satu dampak polusi udara yang perlu diwaspadai. Hal ini bisa terjadi akibat paparan debu dan partikel ozon yang terkandung dalam polusi udara yang terjadi secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama.
5. PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik)
PPOK (penyakit paru obstruktif kronik) adalah jenis penyakit paru kronis yang disebabkan oleh penyempitan saluran napas dalam jangka panjang. PPOK bisa terjadi akibat tubuh sering menghirup polutan serta asap rokok secara terus-menerus.
Meskipun memiliki gejala yang mirip, PPOK dan asma adalah dua kondisi yang berbeda. Asma adalah obstruksi saluran pernapasan yang bersifat reversibel, menyebabkan mengi, dan sensasi terikat di dada. Sedangkan PPOK bersifat progresif dan irreversibel, gejala bersifat konstan berupa sesak napas, dan batuk yang disertai dahak.
6. Penyakit Kardiovaskular
Selain menyebabkan masalah pada paru-paru, meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular juga menjadi salah satu bahaya polusi udara yang jarang disadari. Hal ini terjadi karena polutan yang dihirup oleh tubuh bisa masuk ke aliran darah melalui jantung dan paru-paru, kemudian merusak pembuluh darah sehingga membuatnya menjadi lebih keras dan sempit. Akibatnya, risiko penyakit jantung dan pembuluh darah pun akan meningkat.
7. Kelahiran Prematur
Kualitas udara yang buruk juga perlu diwaspadai oleh ibu hamil. Pasalnya, paparan polusi udara dapat mengakibatkan berbagai masalah kehamilan mulai dari lahirnya bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), kelahiran prematur, terhambatnya perkembangan paru-paru janin, hingga kematian.
Hal ini bisa terjadi karena partikel udara yang buruk dapat mengendap di plasenta janin. Karena itu, ibu hamil sebaiknya menggunakan masker saat melakukan aktivitas di luar rumah untuk mencegah menghirup polutan.
8. Kanker Kulit
Bahaya polusi udara berikutnya adalah meningkatnya risiko kanker kulit. Pasalnya, senyawa berbahaya yang terkandung dalam polusi udara dapat terserap oleh kulit. Apabila hal ini berlangsung dalam waktu yang lama, risiko terjadinya kanker kulit bisa semakin besar. Kondisi ini dapat diperparah dengan adanya paparan sinar UV setiap hari saat berada di luar ruangan.
Dalam hal lingkungan, polusi udara berdampak pada penurunan kualitas udara, tanah, dan air. Gas dan partikel berbahaya sering kali mengendap pada permukaan bumi dan dapat mencemari sumber air dan tanah. Dampak jangka panjangnya adalah kerusakan pada ekosistem dan kehilangan keanekaragaman hayati.