Kabar Duka Seniman Indonesia: Djoko Pekik Seniman Pelukis "Berburu Celeng" Meninggal Dunia

Sabtu 12-08-2023,16:07 WIB
Reporter : Marta Saras
Editor : Reza Fahlevi

Djoko Pekik - Seniman Djoko Pekik meninggal dunia pada Sabtu, (12/08/2023) di Yogyakarta. Ia meninggal pada usia 86 tahun.

Kabar duka Djoko Pekik meninggal dunia itu disampaikan oleh Sutradara Garin Nugroho Riyanto melalui akun Instagram pribadinya. Garin mengatakan bahwa Djoko Pekik mengembuskan napas terakhirnya di RS Panti Rapih Yogyakarta.

"Telah meninggal dunia dengan tenang Bapak DJOKO PEKIK (usia 85 tahun) pada hari Sabtu Kliwon, 12 Agustus 2023 pukul 08.19 WIB di RS Panti Rapih Yogyakarta," tulis Garin.

Seniman Butet Kartaredjasa pun ikut membenarkan kabar tersebut, saat dihubungi Sabtu (12/8). "Iya (meninggal dunia), jam delapan tadi," ungkapnya.

Djoko Pekik lahir di Purwodadi, Jawa Tengah, pada 2 Januari 1937. Dia kemudian menempuh studi seni rupa di Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) di Yogyakarta tahun 1956-1961.

BACA JUGA:

Pendidikan Djoko Pekik pernah terbilang sulit. Pasalnya, ia pernah tidak lulus sekolah, kendati demikian, ia tetap bersemangat dan berjuang keras hingga mampu meneruskan studi seni rupa di Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) Yogyakarta pada 1956-1961.

Lembaga ini merupakan cikal bakal Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.

Seusai peristiwa Gerakan 30 September 1965, Djoko Pekik ditangkap oleh aparat karena dianggap berhubungan dengan Lembaga Kesenian Rakyat (Lekra). Dia kemudian menjadi tahanan politik selama beberapa tahun di penjara Benteng Vredeburg, Yogyakarta.

Sebagai informasi, Djoko Pekik dikenal sebagai seniman maestro dengan karya lukisnya yang terkenal adalah Berburu Celeng, yang menggambarkan keadaan para pemimpin Indonesia pada masa Orde Baru.

Selama hidupnya, Djoko Pekik banyak menghasilkan karya dengan tema kerakyatan. Dia antara lain yang dikenal melalui lukisan ”Berburu Celeng” yang disebut terjual dengan harga Rp 1 miliar.

Dalam setiap lukisan-lukisan Djoko Pekik, ia selalu mengkritik kondisi sosial dan politik yang ada di Indonesia. Meski inspirasinya berasal dari perasaannya sendiri.

Pergolakan batin melihat keadaan negeri yang dianggap makin tak karuan. Tak pernah lukisan tersebut dijiplak dari bacaan atau aliran seni orang lain.

"Saya tidak pernah baca referensi atau nyontoh lukisan orang. Sesuatu yang menyakitkan hati, mengendap di hati, perasaan itulah yang mengeluarkan tema dan inspirasi. Perasaan yang menuntun tangan saya," ujarnya.

BACA JUGA:Belanja Pemerintah Pusat hingga Juli 2023 Tembus Rp1.020.4 Triliun, Sri Mulyani: Turun 1 Persen Dibanding 2022

Kategori :