Candi Prambanan ditemukan pada tahun 1733 oleh C.A. Lons, surveyor Belanda di bawah Sir Thomas Stamford Raffless. Kala itu, Raffles memerintahkan penyelidikan lebih lanjut. Namun, reruntuhan Candi Prambanan tetap terlantar hingga berpuluh-puluh tahun. Sampai akhirnya penggalian dilakukan pada tahun 1880-an. Akan tetapi, upaya ini malah membuat penjarahan ukiran dan batu candi meningkat, seperti yang dikutip dari buku Wisata Ziarah oleh Gagas Ulung.
Pemerhati arkeologi dan budaya asal Belanda, Isaac Groneman lalu melakukan pembongkaran pada candi ini. Batu-batu candi diletakkan sembarangan di sepanjang Sungai Opak. Arca dan relief candi diambil warga Belanda untuk dijadikan hiasan taman. Sementara batu candi digunakan warga lokal untuk bahan bangunan dan fondasi rumah. Pada 1902-1903, pemimpin pemugaran Candi Borobudur Theodoor van Erp mulai memelihara bagian Candi Prambanan yang rawan runtuh. Pemeliharaan dilanjutkan pada tahun 1918 oleh Jawatan Purbakala (Oudhiedkundige Dienst) di bawah P.J. Perquin dengan cara sesuai kaidah arkeologi.
BACA JUGA:Keistimewaan Melantunkan Sholawat Jibril, Salah Satunya Mendatangkan Rezeki Yang Berlimpah
Perawatan Candi Prambanan diteruskan De Haan pada 1926 hingga akhir hayat pada 1930. Lalu, ia digantikan Ir. V.R. van Romondt hingga tahun 1942. Renovasi Candi Prambanan lalu diserahkan pada Pemerintah Indonesia dan berlanjut hingga 1993. Pemugaran Candi Syiwa, candi utama kompleks Candi Prambanan sendiri selesai pada tahun 1953. Kemudian pada tahun 1999, Candi Prambanan ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO.***