JAKARTA, RADARPENA - Candi Prambanan dibangun pada masa pemerintahan Raja Rakai Pikatan, yang memerintah Mataram Kuno antara 840-856 M. Rakai Pikatan mengawasi langsung pembuatan konstruksi dan desain percandian Loro Jonggrang, candi utama di Prambanan.
Sedangkan candi-candi kecil lainnya yang berada di kompleks Candi Prambanan dibangun pada masa raja-raja berikutnya, bahkan hingga periode kekuasaan Rakai Watukara Dyah Balitung (898-915 M).
Karena letaknya hanya berjarak 19 kilometer dari Borobudur, beberapa sejarawan menafsirkan latar belakang didirikannya Candi Prambanan adalah sebagai respon artistik, politik, dan agama terhadap pembangunan Borobudur.
Candi ini dipersembahkan untuk Trimurti, tiga dewa utama Hindu yaitu Brahma sebagai dewa pencipta, Wishnu sebagai dewa pemelihara, dan Siwa sebagai dewa pemusnah.
BACA JUGA:Keindahan Gunung Bromo dan Mengenal Suku Asli Tengger
Berdasarkan prasati Siwagrha nama asli kompleks candi ini adalah Siwagrha (bahsa Sansekerta yang bermakna ‘Rumah Siwa’), dan memang di garbagriha (ruang utama) candi ini bersemayam arca Siwa Mahadewa setinggi tiga meter yang menujukkan bahwa di candi ini dewa Siwa lebih diutamakan.
Ada sejumlah kisah yang menjadi legenda di Candi Prambanan. Contohnya sejarah perebutan kekuasaan antara Dinasti Sailendera dan Sanjaya untuk berkuasa di Jawa Tengah.
Pada kisah ini, Prabu Baka barangkali dimaksudkan sebagai Raja Samaratungga dari Sailendra, Rakai Pikatan adalah Bandung Bondowoso, dan Pramodhawardhani, putri Samaratungga, serta istri Rakai Pikatan merupakan Rara Jonggrang.
Kisah Rara Jonggrang sendiri merupakan legenda yang menceritakan tentang candi-candi Bandung Bondowoso yang tidak selesai dan kini dikenal sebagai Candi Sewu. Arca Durga di ruang utara candi utama sendiri disebut sebagai perwujudan Rara Jonggrang yang dikutuk menjadi batu karena ingkar janji.
Bangunan candi disempurnakan terus-menerus oleh raja-raja Medang Mataram, seperti Raja Daksa dan Raya Tulodong. Pembangunan kompleks juga diperluas dengan membangun ratusan candi tambahan di sekitar candi utama. Fungsi dari candi-candi tersebut adalah sebagai tempat pergelaran upacara-upacara penting Kerajaan Mataram.
Candi ini termasuk Situs Warisan Dunia UNESCO, candi Hindu terbesar di Indonesia, sekaligus salah satu candi terindah di Asia Tenggara. Arsitektur bangunan ini berbentuk tinggi dan ramping sesuai dengan arsitektur Hindu pada umumnya dengan candi Siwa sebagai candi utama memiliki ketinggian mencapai 47 meter menjulang di tengah kompleks gugusan candi-candi yang lebih kecil.
BACA JUGA:Keistimewaan Shalawat Munjiyat Salah Satunya Mendapatkan Pertolongan Allah SWT
Sebagai salah satu candi termegah di Asia Tenggara, candi Prambanan menjadi daya tarik kunjungan para wisatawan dari seluruh dunia. Nama Prambanan sendiri, berasal dari nama desa tempat candi ini berdiri, diduga merupakan perubahan nama dialek bahasa Jawa dari istilah teologi Hindu para Brahman yang bermakna “Brahman Agung” yaitu Barhman atau realitas abadi tertinggi dan teragung yang tak dapat digambarkan, yang kerap disamakan dengan konsep Tuhan dalam agama Hindu.
Pada masa kejayaannya, Candi Prambanan berfungsi sebagai candi agung yang digunakan untuk menggelar berbagai upacara penting. Ada banyak pendeta dan muridnya yang berkumpul di Candi Prambanan dalam rangka mempelajari kitab Weda dan melaksanakan ritual.
Penemuan Candi Prambanan