Pemerintah Beri Diskon Tarif Tol 20 Persen saat Mudik Lebaran, Pengamat Soroti Hal Ini

Ilustrasi jalan tol -Tangkapan Layar-
JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Dalam rangka mendongkrak pergerakan siklus ekonomi pada periode Mudik Lebaran Tahun 2025 ini, Pemerintah telah menggelontorkan sejumlah kebijakan yang ditujukan untuk mendorong daya beli masyarakat Indonesia dengan memanfaatkan suasana Mudik ini.
Salah satu kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah tersebut adalah diskon tarif tol sebesar 20 persen. Diskon ini sendiri akan diberlakukan selama delapan hari untuk mengurangi kemacetan dan beban biaya.
Kendati begitu, sejumlah pengamat turut mempertanyakan efektivitas dari kedua kebijakan ini. Menurut Ekonom sekaligus Pakar Kebijakan Publik UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, diskon tol 20 persen hanya bersifat simbolis.
"Untuk rute Jakarta-Surabaya, misalnya, biaya tol bisa mencapai Rp 1 juta. Diskon 20 persen hanya menghemat Rp 200.000. Jumlah tersebut justru tidak signifikan dibandingkan kenaikan harga BBM, makanan, atau akomodasi selama perjalanan," ujar Achmad ketika dihubungi oleh Disway pada Rabu 26 Maret 2025.
Selain itu, Achmad menambahkan, kebijakan ini juga mengabaikan kelompok rentan. Dalam hal ini, diskon tol hanya membantu pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi, sementara 60 persen pemudik mengandalkan transportasi umum seperti bus, kereta ekonomi, atau kapal laut.
BACA JUGA:Penyebar Video Cella alias Calla Pramuka Viral Berulah lagi, Video baru diposting massal
BACA JUGA:Viral Justin Hubner TikTokan Bareng Jennifer Coppen, Netizen Geger
"60 persen justru tidak mendapat subsidi serupa. Padahal, kenaikan harga tiket bus atau kapal mencapai 30-50 persen saat puncak mudik, jauh melampaui kemampuan finansial buruh atau pekerja informal," pungkas Achmad.
Selain itu, Achmad juga menambahkan bahwa kebijakan diskon tarif tol 20 persen ini juga tidak bisa dilepaskan dari pemangkasan anggaran untuk perlindungan sosial.
Menurutnya, kenaikan pajak ini tidak diimbangi dengan perluasan perlindungan sosial, sehingga masyarakat terpaksa mengencangkan ikat pinggang, termasuk mengurangi budget mudik.
"Pemerintah memilih diskon 20 persen untuk menjaga pendapatan operator jalan tol. Padahal, jika dihitung, potensi pendapatan tol selama delapan hari mudik hanya sekitar Rp 1-2 triliun, jumlah yang kecil dibandingkan anggaran IKN yang mencapai Rp 466 triliun pada 2025," tutur Achmad.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: