Keindahan Pantai Syota: Hidden Gem Pasir Putih di Maluku Barat Daya dan Kisah Munculnya Krite Gurita Raksasa

Keindahan Pantai Syota: Hidden Gem Pasir Putih di Maluku Barat Daya dan Kisah Munculnya Krite Gurita Raksasa

Keindahan pantai syota di Pulau Moa, Maluku Barat Daya-gwhay-radarpena.co.id

MOA, RADARPENA.CO.ID - Pulau Moa di Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD), Provinsi Maluku, menyimpan sejumlah destinasi wisata tersembunyi atau hidden gem yang layak dimasukkan dalam daftar liburan Anda. 

Salah satu yang patut dikunjungi adalah Pantai Syota, yang terletak di Dusun Syota, Desa Klis, Kecamatan Moa, sekitar 8 kilometer dari Bandara Jos Orno Imsula, Kabupaten MBD.

Akses menuju Pantai Syota mengharuskan wisatawan menempuh perjalanan darat menggunakan mobil atau motor melalui jalan bebatuan yang mengarah ke pantai, dikelilingi padang rumput luas. 

Meskipun perjalanan ini bisa terasa menantang, pemandangan yang tersaji begitu memanjakan mata saat tiba di pantai yang terletak di sisi utara Pulau Moa.

Hamparan pasir putih dan air laut yang biru mengundang siapa pun untuk segera menyentuhnya. Pantai Syota, yang mulai dibuka sebagai destinasi wisata sejak 2019, tetap mempertahankan suasana yang sepi, terutama pada hari kerja. 

BACA JUGA:

"Biasanya ramai di akhir pekan," ujar John Korlero, tokoh adat Dusun Syota, yang ditemui beberapa waktu lalu. 

Pada akhir pekan, jumlah pengunjung bisa mencapai ratusan, bahkan lebih dari 300 orang.

Tiket masuk Pantai Syota sangat terjangkau, hanya sekitar Rp 3.000 hingga Rp 5.000. 

Setelah memasuki area pantai, pengunjung dapat menikmati berbagai aktivitas, seperti berenang, bermain di pasir putih, atau menyelam untuk melihat keindahan terumbu karang


Keindahan Pantai Syota di Maluku Barat Daya-gwhay-radarpena.co.id

Ada pula yang memilih berkeliling dengan perahu nelayan yang disewakan oleh warga setempat.

Pantai Syota juga berbatasan langsung dengan Kampung Nelayan Syota, tempat tinggal penduduk yang sebagian besar bekerja sebagai nelayan, petani, dan peternak. 

Keakraban masyarakat yang ramah sangat terasa, dan pengunjung dapat berinteraksi langsung dengan mereka. Salah satunya, para nelayan akan memanjat pohon kelapa untuk memberikan segarannya kepada wisatawan yang datang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: