Mengenal YONO, Konsep Gaya Hidup Baru Gen Z yang Menantang Tren YOLO

Mengenal YONO, Konsep Gaya Hidup Baru Gen Z yang Menantang Tren YOLO

Istilah baru bernama YONO tengah ramai diperbincangkan dari kalangan Generasi Z (Gen Z)-ilustrasi-berbagai sumber

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Dalam beberapa waktu terakhir, istilah baru bernama YONO tengah ramai diperbincangkan oleh netizen, khususnya dari kalangan Generasi Z (Gen Z).

Istilah ini muncul sebagai tandingan dari konsep gaya hidup YOLO, yang sudah lebih dulu populer di masyarakat global.

Jika YOLO dikenal sebagai akronim dari You Only Live Once atau "Anda hanya hidup sekali", maka YONO merupakan singkatan dari You Only Need One, yang artinya "Anda hanya butuh satu".

Namun, YONO bukan sekadar akronim. Istilah ini mencerminkan sebuah filosofi baru dalam gaya hidup yang berfokus pada efisiensi, keberlanjutan, dan kesadaran dalam konsumsi.

Asal Usul dan Popularitas YONO

YONO pertama kali menjadi tren di Korea Selatan sekitar pertengahan tahun lalu. Dilansir dari media Korea Selatan seperti Maeil Business Newspaper, istilah ini menjadi populer di kalangan anak muda yang mulai mempertanyakan pola hidup konsumtif yang didorong oleh tren YOLO.

Jika YOLO mengajarkan untuk menikmati hidup dengan mengejar kebahagiaan sesaat, seringkali melalui konsumsi barang atau pengalaman tanpa mempertimbangkan dampaknya, YONO hadir dengan pendekatan sebaliknya. Filosofi YONO menekankan pada kebutuhan esensial, efisiensi, dan keberlanjutan jangka panjang.

Perbedaan YONO dengan YOLO?

Gaya hidup YOLO kerap dihubungkan dengan sikap hidup yang menikmati momen, namun juga sering dikritik karena kecenderungannya mendorong pola konsumsi berlebihan.

Misalnya, membeli barang yang tidak dibutuhkan hanya demi pengalaman atau kesenangan sementara.

Sebaliknya, YONO mempromosikan konsumsi yang rasional. Filosofi "Anda hanya butuh satu" mengajarkan untuk:

  • Mengutamakan kualitas daripada kuantitas. Membeli barang berkualitas tinggi yang tahan lama, meskipun harganya lebih mahal, dianggap lebih bijaksana dibanding membeli barang murah yang cepat rusak.
  • Memprioritaskan kebutuhan. Konsumsi hanya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan penting, bukan sekadar keinginan sesaat.
  • Memikirkan dampak lingkungan. Barang-barang yang ramah lingkungan, dapat didaur ulang, atau bahkan barang bekas, menjadi pilihan utama dalam pola konsumsi YONO.

YONO di Tengah Krisis Ekonomi Global

Tren YONO tidak lepas dari kondisi global yang sedang menghadapi tantangan ekonomi, seperti inflasi, suku bunga tinggi, dan kenaikan harga barang. Dalam situasi ini, banyak orang mulai beralih dari gaya hidup YOLO yang boros ke pendekatan yang lebih hemat dan berkelanjutan seperti YONO.

Tidak hanya di Korea Selatan, tren ini mulai menyebar ke berbagai negara, termasuk Indonesia, terutama di kalangan Gen Z. Generasi muda ini menunjukkan kesadaran yang lebih besar terhadap pentingnya menjaga keseimbangan antara kebutuhan pribadi dan keberlanjutan lingkungan.

YONO memiliki kesamaan dengan konsep gaya hidup hemat lainnya, seperti:

  • Frugal Living: Menekankan pada pengeluaran minimal untuk kebutuhan pokok dan menghindari pemborosan.
  • Minimalisme: Memiliki dan menggunakan barang seminimal mungkin untuk mencapai kehidupan yang lebih sederhana.

Namun, YONO memiliki keunikan dengan fokus yang lebih spesifik pada keberlanjutan ekonomi dan lingkungan. Misalnya, saat memilih produk, YONO menekankan penggunaan barang yang mendukung ekosistem berkelanjutan.

Contoh Penerapan YONO dalam Kehidupan Sehari-Hari

  1. Belanja Hemat dan Ramah Lingkungan: Memilih produk yang ramah lingkungan atau membeli barang bekas berkualitas.
  2. Konsumsi Berkualitas: Membeli pakaian, elektronik, atau perabot yang tahan lama meskipun harganya lebih mahal.
  3. Efisiensi Energi: Menggunakan alat hemat energi atau mendukung transportasi umum yang lebih ramah lingkungan.

Sebagai sebuah tren, YONO mencerminkan perubahan paradigma di kalangan anak muda. Di tengah tantangan global seperti perubahan iklim dan krisis ekonomi, YONO menawarkan pendekatan hidup yang lebih bijaksana, hemat, dan bertanggung jawab.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: