Banjir dan Rumah Ambruk di Banten Tewaskan 9 Warga
Rekaman video amatir warga yang jadi korban banjir--
SERANG, RADARPENA.CO.ID - Bencana bencana hidrometeorologi basah seperti banjir, pergerakan tanah yang mengakibatkan rumah ambruk, serta angin kencang di Banten mengakibatkan 9 korban jiwa.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banten mencatat ada 9 korban meninggal dunia akibat bencana hidrometeorologi basah.
Kepala Pelaksana BPBD Banten Nana Suryana menyatakan korban jiwa akibat peristiwa tersebut terdapat di tiga wilayah kabupaten yakni Serang, Pandeglang, dan Lebak.
“Informasi yang saya dapatkan sampai kemarin itu sekitar sembilan orang,” ujar Nana, Kamis, 12 Desember 2024.
Nana mengatakan korban jiwa tersebut akibat terseret arus banjir akibat curah hujan tinggi, tertimpa reruntuhan rumah, dan tertimpa pohon akibat puting beliung.
BACA JUGA:
Ia menyebutkan pada kasus terakhir di Kabupaten Serang, meski hujan pada Senin (9/12) hanya sebentar, namun membuat tiga orang terseret arus Sungai Irigasi Baros.
Selain itu Nana mengatakan di Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pandeglang, masih membutuhkan bantuan peralatan evakuasi akibat volume air yang meningkat. Sementara di Kecamatan Patia, Kabupaten Pandeglang, banjir dinyatakan surut.
Nana mengatakan perlu ada normalisasi sungai untuk mencegah luapan air ke pemukiman warga, mengingat intensitas curah hujan tinggi beberapa waktu lalu menyebabkan 30 persen air lebih tinggi dari biasanya, sehingga menyebabkan luapan aliran sungai.
Nana menjelaskan banjir dari Kabupaten Lebak dari luapan hilir sungai Ciberang, Ciliman, dan Cilemer, hingga sampai ke Kecamatan Patia dan Pagelaran, Kabupaten Pandeglang.
BACA JUGA:
Kemudian banjir di Kecamatan Labuan dari luapan Sungai Cipunten Agung dimana aliran air turun dari Gunung Akarsari, Gunung Pulosari, Gunung Karang. Sementara di Kecamatan Mandalawangi, Pulosari, Cisata, termasuk Cisata kemarin (11/12) juga terdampak aliran air gunung akibat hujan lebat.
Nana mengatakan potensi bencana hidrometeorologi basah di Banten masih ada hingga akhir tahun 2024. Oleh karena itu dengan unsur Pentaheliks pihaknya akan melakukan teknologi modifikasi cuaca untuk menurunkan hujan ke laut sebelum mencapai ke darat.
"Jadi jangan khawatir, misalnya supaya Jakarta tidak hujan, tidak kebanjiran, di Banten diturunkan hujan. Tapi di laut," kata Nana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: