Tugas Presiden Prabowo Subianto, Indef: Waspadai APBN Bocor 40 Persen
Presiden Prabowo Subianto saat memberikan pidatonyaa--istimewa
JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Memasuki masa pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menyoroti soal anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).
INDEF meminta agar agar mewaspadai APBN yang bocor mencapai 40 persen.
Ekonom Senior INDEF, Didin S Damanhuri menyebut kebocoran APBN hingga 40 persen seharusnya bisa menjadi pelajaran untuk kabinet Prabowo Subianto agar dapat memanfaatkan penggunaan APBN secara efektif.
“APBN kita ruang manuvernya sudah sangat terbatas. Oleh karena itu, harus sangat kreatif, dan menghindari kebocoran, “ ujar Didin dalam diskusi INDEF yang bertajuk ‘Ekonomi Politik Kabinet Prabowo Gibran’, yang digelar secara daring pada Selasa 22 Oktober 2024.
BACA JUGA:
- Anggaran Program Makan Gratis Rp71 Triliun, Indef: Bebani APBN Potensi Tambah Utang Negara
- INDEF Kritisi Rencana Pemerintah Hapus Pertalite, Hati-hati dengan Penerima Subsidi BBM
Selain itu jika merujuk pada angka APBN 2024 sebesar Rp 2.802,3, Didin mengungkapkan bahwa jumlah kebocoran APBN bahkan bisa mencapai Rp 1.100.000 triliun. Hal inilah yang harus dihadapi oleh Prabowo selama lima tahun ke depan.
“Saya kira ini tantangan berat yang dihadapi oleh Presiden Prabowo,” ucap Didin.
Tidak hanya itu, Didin juga menyoroti nama-nama yang ditunjuk oleh Presiden Prabowo untuk menjadi Menteri dalam kabinet Merah Putih.
Pasalnya, Didin dan para Ekonom menilai bahwa puluhan nama dalam kabinet tersebut berpotensi untuk menimbulkan masalah kewenangan, dan akan menimbulkan oligarki dalam pemerintahan.
BACA JUGA:
“Berkumpulnya puluhan orang di kabinet tersebut merepresentasikan adanya interaksi kekuasaan dalam keputusan politik (political interplay), yang sebelumnya mendukung Presiden Jokowi,” pungkas Didin.
Selain itu, Didin juga menambahkan bahwa masuknya nama-nama tersebut ke dalam kabinet pemerintahan Prabowo, justru malah menghilangkan harapan akan adanya Menteri yang tidak berasal dari partai politik tertentu, melainkan dari kalangan ahli.
“Wajah kabinet tersebut juga telah resmi menghilangkan harapan sebelumnya,” ucap Didin.(bianca)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: