Ngeri! Kini Guru SMKN 56 Penjaringan Cabuli 15 Siswinya, Begini Penjelasan Kepala Sekolah
Guru SMKN 56 Penjaringan Jakarta Utara cabuli 15 siswinya-cahyono-radarpena.co.id Disway group
JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Ngeri! Predator seks di sekolah tak ada habisnya. Kali ini predator seks ada di SMK Negeri 56 Penjaringan, Jakarta Utara.
Sebanyak 15 siswi SMKN 56 Penjaringan, Jakarta Utara menjadi korban pelecehan seksual Guru Seni Budaya Eskul Musik berinisial H.
Hal ini dilaporkan oleh masyarakat yang tidak diketahui namanya melalui CRM yang merupakan kanal aduan resmi Pemprov DKI Jakarta pada 5 Oktober 2024.
Jika tidak segera dilakukan tindakan, maka semua murid bakal melakukan unjuk rasa di SMKN 56 Jakarta yang berlokasi di Jalan Pluit Timur Raya.
BACA JUGA:
- Fakta-Fakta Guru SMKN 56 Penjaringan yang Cabuli 15 Siswinya
- Fakta Baru Korban Pelecehan Seksual Panti Asuhan Darussalam An'nur, Ternyata Ada 18 Anak, 2 Masih Balita
"Sedang ramai berita dikalangan murid 56 bahwa ada oknum guru SMKN 56 yang melakukan tindakan pelecehan seksual baik vebal atau non verbal, sejauh ini korban sudah ada 15 orang dan korban akan bersatu untuk menyuarakan keadilan, pihak sekolah juga diduga menutup nutupi kasus ini, hari senin nanti semua murid berencana untuk mengadakan demo untuk menuntut, tolong pemerintah mengambil sikap dan telusuri kasus ini kesekolahnya langsung, terima kasih," bunyi aduan melalui CRM tersebut.
Menanggapi hal itu, Kepala SMKN 56 Jakarta, Ngadina mengungkapkan, jika oknum guru tersebut sudah dibebastugaskan.
Hal ini agar proses pemeriksaan terhadap oknum guru tersebut berjalan lancar.
"Saudara H dibebastugaskan sementara dari tugas pokok sehari-hari sebagai pendidik, mengingat Saudara H akan menghadapi pemeriksaan lebih lanjut," ujar Ngadina dalam keterangannya pada Senin, 7 Oktober 2024.
BACA JUGA:
Dia menegaskan, pihak sekolah tidak bermaksud menutupi kejadian tersebut. Hal ini terbukti dengan segera merespon laporan dari pelapor.
Ngadina mengatakan, pihaknya bakal memberikan pendampingan dengan mendatangkan psikolog untuk memulihkan psikologis para korban.
Ngadina juga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang telah mengadukan dugaan pelecehan tersebut.
"Kami meminta maaf atas kejadian dan ketidaknyamanan ini, semoga menjadi bahan pelajaran bagi kami selaku pelayan pendidikan," pungkasnya.(cahyono)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: