Viral di Medsos! Dua Bocah Dijodohkan dan Langsung Gelar Ramalan, Seluk Beluk Tradisi Perjodohan di Indonesia

Viral di Medsos! Dua Bocah Dijodohkan dan Langsung Gelar Ramalan, Seluk Beluk Tradisi Perjodohan di Indonesia

Perjodohan dua orang bocah dan lamaran di momen yang sama tuai pro kontra di netizen--Instagram@lambe turah

Perjodohan juga dipengaruhi oleh ajaran agama dan keyakinan tertentu yang menekankan pentingnya memilih pasangan hidup yang sejalan dengan nilai-nilai agama dan kepercayaan.

 

Dalam beberapa kasus, perjodohan dipertimbangkan sebagai upaya untuk memastikan kesejahteraan keluarga dan memperkuat hubungan antar-keluarga. 

Pemilihan pasangan hidup dapat dipandang sebagai keputusan yang melibatkan seluruh keluarga, bukan hanya individu yang bersangkutan.

Perjodohan juga dapat dipengaruhi oleh pertimbangan ekonomi dan sosial, seperti persatuan dua keluarga untuk memperkuat kedudukan sosial atau keuangan, atau untuk mempertahankan harta keluarga. 

Perjodohan juga dipandang sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan sosial dan psikologis individu, seperti kebutuhan akan keamanan, stabilitas, dan dukungan dalam hubungan pernikahan.

BACA JUGA:10 Kegiatan yang Efektif untuk Menjaga Kesehatan Mental, Salah Satunya Meditasi dan Mindfulness

  • Perjodohan dari Sudut Pandang Sejarah

Perjodohan telah menjadi praktik umum di seluruh dunia hingga abad ke-18. Biasanya, pernikahan diatur oleh orangtua, kakek-nenek, atau kerabat dekat dan teman terpercaya. 

Namun, ada pengecualian dalam sejarah, seperti pacaran dan ritus pertunangan pada periode Renaisans Italia dan Gandharya Vivah pada periode Weda India.

Seiring dengan perubahan zaman dan percampuran budaya, tradisi perjodohan bergeser menjadi perjodohan semu, di mana orangtua atau teman mengenalkan calon pasangan dan mereka bertemu sebelum pernikahan.

Seiring berjalannya waktu, pernikahan antara anak imigran tersebut bergeser menjadi pernikahan otonom yang didorong oleh keputusan individu, preferensi kencan dan pacaran, serta meningkatnya pernikahan antar-ras.

Dinamika sejarah serupa juga diklaim terjadi di berbagai bagian dunia. 

Gary Lee dan Lorene Stone mengusulkan bahwa sebagian besar pernikahan dewasa dalam sejarah modern berada antara perjodohan konsensual dan pernikahan otonom, sebagian karena pernikahan adalah sebuah lembaga sosial.

BACA JUGA:Bunuh Diri Berkaitan dengan Stres? Ini Dampak Terhadap Kesehatan Mental

  • Perjodohan dari Sudut Pandang Agama

Dalam Islam, perjodohan dianggap sah dan dianjurkan, dengan catatan bahwa calon pasangan harus memenuhi kriteria agama yang baik. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: