Mogok Kerja di RSUD Raja Ampat, Sekda: Ada Komunikasi yang Tersumbat, Pelayanan Tetap Buka Seperti Biasa

Mogok Kerja di RSUD Raja Ampat, Sekda: Ada Komunikasi yang Tersumbat, Pelayanan Tetap Buka Seperti Biasa

RSUD Raja Ampat Tetap-ilustrasi-berbagai sumber

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Pemerintah Kabupaten Raja Ampat memastikan bahwa semua palayanan di rumah sakit daerah (RSUD) tetap berjalan dengan baik pasca viralnya foto spanduk bertuliskan penutupan pelayanan rumah sakit yang beredar di media sosial. 

Sekretaris Daerah Kabupaten Raja Ampat, Yusuf Salim mengatakan, bahwa sesuai hasil pertemuan dengan seluruh dokter bersama dengan direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), mereka sepakat tetap memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat. 

"Pihak rumah sakit dan para tenaga medis tidak mengetahui orang yang memasang spaduk sebagai aksi protes terhadap pemerintah daerah," kata Yusuf kepada wartawan. 

"Sebagaian besar tenaga kesehatan tidak mendukung aksi protes itu," sambungnya. 

Yusuf memastikan, usai aksi protes sampai saat ini para dokter dan semua petugas kesehatan tetap memberiklan pelayanan dan tidak terpengaruh unggahan di media sosial. 

“Ini hanya dipasang oleh oknum untuk mencari perhatian. Ada komunikasi yang tersumbat antara manajemen rumah sakit dengan tenaga medis," ujarnya. 

"Tidak ada yang mengaku siapa yang memasang spanduk tersebut. Semua masalah seharusnya dikomunikasikan dengan baik sehingga tidak berdampak pada pelayanan kesehatan bagi masyarakat,” imbuhnya.

Sebagai informasi, aksi protes tenaga kesehatan di Raja Ampat diduga kuat terkait tunjangan insentif dokter umum maupun dokter spesialis sejak Juni  2023 belum dibayar pihak RSUD. 

Hal itu diakui beberapa dokter dimana ada beberapa tenaga kesehatan mengaku dirugikan karena pimpinan RSUD dan Pemda Raja Ampat kurang peduli membayar hak mereka. 

Selain itu, biaya BPJS Kesehatan di RSUD Raja Ampat belum dilunasi. Namun, tersebut  bukan disebabkan  masalah keuangan, tetapi  lebih pada masalah teknis terkait aplikasi klaim ke BPJS.  

“Semua personel di RSUD sudah tahu terkait keterlambatan pembayaran dana ke BPJS, tapi ada beberapa pihak saja yang mengeluhkan terkait keterlambatan ini,” ungkapnya.

Sekda juga mengakui, selain insentif dokter dan pembayaran BPJS, masalah lain yang ia  ditemukan adalah keterbatasan obat dan alat kesehatan lainnya. 

"Perlu ada pembenahan terkait pengadaan obat sehingga tidak kehabisan jenis obat tertentu, sementara obat lain yang jarang digunakan justru melimpah stoknya," tuturnya..

Sementara itu, Direktur RSUD Kabupaten Raja Ampat Meidi Lidia Maspaitela, S.Gz, MM menambahkan, bahwa pasca postingan tersebut, RSUD Raja Ampat tetap buka pelayanan untuk melayani masyarakat seperti biasanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: