Viral Mabuk Kecubung, Puluhan Warga di Banjarmasin Dirawat di RSJ dan 2 Orang Tewas

Viral Mabuk Kecubung, Puluhan Warga di Banjarmasin Dirawat di RSJ dan 2 Orang Tewas

Bahaya kecubung (Ilustrasi buah kecubung)--shutterstock

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Kecubung menjadi momok menakutkan bagi warga Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Puluhan orang, dengan usia berkisar antara 20 hingga 55 tahun, harus dilarikan ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Sambang Lihum akibat keracunan Kecubung ini. Tragisnya, dua orang di antara mereka tidak dapat diselamatkan dan meninggal dunia.

Menurut Kasi Humas dan Informasi RSJ Sambang Lihum, Budi Harmanto, gelombang pasien mulai berdatangan sejak Jumat, 5 Juli 2024. Hingga Kamis, 11 Juli 2024, tercatat total 44 pasien yang dirawat, dengan 3 orang perempuan dan sisanya laki-laki. Sebanyak 9 pasien menjalani rawat jalan, sementara sisanya dirawat inap.

"Mereka masuk mulai berdatangan dari hari Jumat, dan sampai hari ini ada 44 pasien itu kisaran umur dari 20 sampai 55 tahun. 9 orang rawat jalan, sisanya rawat inap," bebernya dikutip dari detikcom.

Efek halusinasi akibat keracunan kecubung menjadi ciri utama para pasien. Hal ini membuat tim dokter memberikan obat penenang untuk meredakan kondisi mereka.

"Makanya karena tingkat dosis masing-masing berbeda jadi ada yang tidak sadarkan diri, ada yang meninggal, ada yang masih sadar tapi meracau (berbicara sendiri), jadi dari dokter memberikan obat penenang," jelasnya.

BACA JUGA:

Dugaan pencampuran kecubung dengan zat lain, seperti obat-obatan atau minuman keras, mencuat dalam kasus ini. Budi menjelaskan bahwa informasi ini diperoleh dari dokter yang menangani pasien, namun ia enggan memberikan penjelasan lebih detail dan menyerahkannya kepada pihak berwenang untuk investigasi lebih lanjut.

"Informasi dari dokter, memang ada unsur kimia, tapi untuk lebih lanjut pihak berwenang," katanya dikutip dari detikcom.

Saat ini, fokus utama RSJ Sambang Lihum adalah menangani para pasien. Budi mengungkapkan bahwa kondisi mereka belum stabil sehingga belum memungkinkan untuk dimintai keterangan. Pemulihan fisik diprediksi memakan waktu 3 hari, sedangkan pemulihan mental membutuhkan waktu 2 minggu.

"Kalau autopsi itu ranah polisi ya, tapi sebagian masih belum bisa ditanya-tanya karena masih belum sadar, karena butuh 3 hari untuk pemulihan fisik, sementara kejiwaan butuh 2 minggu. Jadi itu dari polisi ya, supaya kita sama-sama tau dari mana mereka mendapatkan kecubung itu," pungkasnya.

Pihak rumah sakit bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk mengungkap asal-usul kecubung yang dikonsumsi para pasien. Autopsi dilakukan untuk memastikan penyebab kematian, dan penyelidikan dilakukan untuk melacak sumber kecubung dan mencegah terulangnya kejadian tragis ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: