Pusat Data Nasional Indonesia Jebol oleh Ransomware, Pelaku Minta Tebusan Miliaran Rupiah

Pusat Data Nasional Indonesia Jebol oleh Ransomware, Pelaku Minta Tebusan Miliaran Rupiah

Ransomware Jebol Situs PDN Indonesia--

Walau banyak korban akan merasakan tekanan untuk membayar uang tebusan untuk mendapatkan kunci enkripsi, tidak ada jaminan pelaku akan menepati janji mereka dan mengembalikan akses ke data.

Kebanyakan, pakar keamanan dan lembaga penegak hukum mengimbau korban serangan ransomware untuk tidak membayar tebusan.

Hal ini karena akan membuat korban rentan terhadap serangan lainnya di masa mendatang, dan malah secara aktif mendukung aksi kejahatan siber.

 

2. Isolasi Data Terinfeksi

Ada baiknya untuk langsung mengisolasi data yang telah disusupi, sehingga dapat mencegah ransomware menyebar ke area lain pada jaringan.

 

3. Laporkan Serangan

Segera laporkan diri Anda bila menjadi korban ransomware ke pihak berwenang. Walau tidak akan mengatasi masalah, setidaknya dengan ini otoritas dapat melacak dan memantau serangan.

 

Apa Itu Brain Cipher Ransomware yang Membobol Pusat Data Nasional?

Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Hinsa Siburian, menuturkan bahwa server Pusat Data Nasional (PDN) diserang ransomware pada Kamis 20 Juni 2024.

"Kami sampaikan bahwa insiden pusat data sementara ini adalah serangan siber dalam bentuk Brain Cipher Ransomware," ujar Hinsa di acara konferensi pers terkait gagguang Pusat Data Nasional di kantor Kominfo Jakarta, Senin 24 Juni 2024.

Lantas, apa itu Brain Cipher Ransomware yang menyerang Pusat Data Nasional?

Brain Cipher merupakan kelompok Ransomware baru yang merupakan pengembangan dari Lockbit 3.0. Mereka bahkan disebut baru muncul di feed Threat Intelligence dan belum mengumumkan targetnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: