Mengapa Disebut Ibadah Kurban? Inilah Sejarah dan Asal Muasalnya

Mengapa Disebut Ibadah Kurban? Inilah Sejarah dan Asal Muasalnya

Sejarah idul adha berasal dari kehidupan nabi ibrahim--

JAKARTA,RADARPENA.CO.ID - Idul Adha dan ibadah kurban dilaksanakan oleh umat Islam tiap tahunnya pada tanggal 10 Dzhulhijjah.

Akan tetapi, apakah kamu tahu sejarah Idul Adha dan asal-usul ibadah kurban? Temukan penjelasannya di bawah ini.

Sejarah Idul Adha dan Asal Mula Ibadah Kurban

Asal-usul ibadah kurban pada Hari Raya Idul Adha berkaitan dengan kisah Nabi Ibrahim AS dan putranya, Nabi Ismail AS. Menurut Sayyid Sabiq dalam Dalam Fiqih Sunnah juga, Allah SWT mensyariatkan kurban agar mengingatkan kita terhadap riwayat kedua nabi tersebut.

BACA JUGA:Update Harga Pangan Hari Ini 17 Juni 2024: Jagung Tk Peternak Naik, Komoditas Lainnya Turun

Kisah Ibrahim AS dan Ismail AS diabadikan Al-Qur'an dalam Surat Ash-Shaffat ayat 102-107. Mengutip Tafsir Tahlili Kementerian Agama (Kemenag) Jilid 8, dijelaskan bahwa Nabi Ibrahim tak kunjung dikaruniai anak oleh Allah SWT.

Di usianya yang tak lagi muda, barulah Dia menganugerahkan Ibrahim AS dengan putra pertamanya yang soleh lagi penyabar. Ialah Nabi Ismail AS.

Riwayat bermula saat Ismail AS beranjak remaja di mana Allah SWT memberikan ujian berat kepada Nabi Ibrahim. Melalui mimpi, Dia memerintahkan Ibrahim AS agar menyembelih anak yang disayanginya itu sebagai kurban di sisi-Nya.

Dengan hati sedih, Nabi Ibrahim menyampaikan perintah Allah SWT yang diperolehnya dari mimpi kepada Ismail AS. Lantas, Ibrahim AS meminta pendapat putranya mengenai titah tersebut.

BACA JUGA:Jelang HUT DKI Jakarta ke 497, Taman Mini Indonesia Indah Hadirkan Promo dan Diskon Besar-besaran

Dengan kerendahan hati, Nabi Ismail mengatakan kepada ayahnya agar melaksanakan apa yang diperintahkan Allah SWT kepadanya. Dengan ketaatan, kerelaan, dan ikhlas, Ismail menerima ketentuan-Nya. Ia juga berkata kepada orang tuanya bahwa tak gentar dan tidak ragu atas takdir yang telah ditetapkan-Nya.

Saat keduanya telah pasrah kepada Allah SWT, Ibrahim AS pun mulai melaksanakan perintah-Nya itu. Ia menelungkupkan Ismail AS dengan bagian wajah yang menghadap ke tanah agar dirinya tak melihat wajah sang putra. Demikian agar perintah-Nya dapat ia selesaikan dengan cepat.

Ketika Nabi Ibrahim mulai menghunuskan pisaunya untuk menyembelih Ismail AS, tiba-tiba terdengar seruan yang menyampaikan bahwa ia telah melaksanakan perintah-Nya. Dirinya yang membaringkan anaknya dan ketulusan hatinya untuk mengorbankan Nabi Ismail sudah terhitung ketaatan terhadap Tuhannya itu.

Allah SWT tidak benar-benar membiarkan Ismail AS untuk disembelih melainkan hanya untuk menguji ketakwaan dari kedua hamba-Nya tersebut. Keduanya pun bersyukur karena telah menghadapi ujian yang berat itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: