Tahun Ini, Muhammadiyah dan Arab Saudi Berbeda Penetapan Hari Raya Idul Adha, Ini Penjelasannya

Tahun Ini, Muhammadiyah dan Arab Saudi Berbeda Penetapan Hari Raya Idul Adha, Ini Penjelasannya

Penetapan Idul Adha di Arab Saudi dan Indonesia berbeda --

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Penetapan Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriah atau 2024 Masehi antara Muhammadiyah dan Arab Saudi berbeda.

Perbedaan penetapan Hari Raya Idhul Adha antara Muhammadiyah dan Arab Saudi karena metode yang digunakan.

Dilansir dari laman resmi Muhammadiyah, Kamis, 13 Juni 2024, diterangkan penyebab utama perbedaan penetapan Idul Adha antara Muhammadiyah dan Arab Saudi yaitu terletak metode penentuan awal bulan kamariah yang digunakan oleh masing-masing pihak, yakni Wujudul Hilal dan Rukyatul Hilal.

"Wujudul Hilal adalah metode yang digunakan oleh Muhammadiyah saat ini untuk menentukan awal bulan kamariah," tulis pernyataan Muhammadiyah dalam laman resminya. 

Dijelaskan, metode Wujudul Hilal, bulan kamariah baru dimulai apabila pada hari ke-29 bulan berjalan, saat matahari terbenam, terpenuhi tiga syarat secara kumulatif:

Pertama, telah terjadi konjungsi (ijtimak); kedua, konjungsi terjadi sebelum matahari terbenam; dan ketiga, pada saat matahari terbenam, bulan (piringan atasnya) masih di atas ufuk. Jika salah satu syarat ini tidak terpenuhi, maka umur bulan digenapkan menjadi 30 hari.

Pada 6 Juni 2024, yang bertepatan dengan 29 Zulqa’dah 1445 H menurut kalender Muhammadiyah, konjungsi belum terjadi ketika maghrib tiba. Konjungsi baru terjadi pada pukul 19:04 WIB, sehingga syarat untuk memulai bulan baru tidak terpenuhi. Oleh karena itu, Muhammadiyah menggenapkan bulan Zulqa’dah menjadi 30 hari. Dengan demikian, 1 Zulhijah 1445 H ditetapkan pada Sabtu, 8 Juni 2024, sehingga Idul Adha jatuh pada Senin, 17 Juni 2024.

BACA JUGA:

Rukyatul Hilal, di sisi lain, adalah metode yang mengandalkan pemantauan hilal (bulan sabit pertama) secara visual saat matahari terbenam pada tanggal 29 bulan kamariah. Rukyat dilakukan hanya jika telah terjadi konjungsi bulan-matahari dan pada saat matahari terbenam, hilal berada di atas ufuk dan dalam posisi yang memungkinkan untuk terlihat.

"Jika pada tanggal tersebut hilal tidak terlihat, baik karena faktor cuaca atau memang hilal belum tampak, maka bulan kamariah digenapkan menjadi 30 hari," tulis Muhammadiyah.

Pemerintah Arab Saudi, yang menggunakan metode Rukyatul Hilal, mengumumkan bahwa hilal berhasil terlihat pada maghrib 6 Juni 2024. Dengan penampakan hilal ini, mereka menetapkan bahwa Jumat, 7 Juni 2024, adalah awal Zulhijah 1445 H. Berdasarkan keputusan ini, Idul Adha dirayakan pada Ahad, 16 Juni 2024.

"Solusi untuk menyamakan hari-hari besar bulan Islam seperti hari Arafah dan Idul Adha ialah menggunakan Kalender Hijriyah Global Tunggal (KHGT). KHGT memiliki prinsip satu hari satu tanggal yang sama di seluruh dunia. Dengan penerapan KHGT, diharapkan tidak akan ada lagi perbedaan dalam perayaan hari-hari besar Islam, termasuk Idul Adha, sehingga seluruh umat Islam di berbagai belahan dunia dapat merayakannya secara serempak," demikian pernyataan Muhammadiyah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: