Kenali Apa Itu Atresia Bilier pada Bayi, Mulai dari Gejala, Penyebab Serta Cara Pengobatannya
Ilustrasi bayi.-Foto: Unsplash.com/LumaPimentel-
JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Atresia bilier merupakan suatu kondisi di mana saluran empedu bayi tersumbat dan tidak dapat mengirimkan empedu dari hati ke usus kecilnya.
Empedu adalah zat yang diproduksi hati bayi yang membawa produk limbah ke ususnya.
Empedu juga membantu usus bayi mencerna dan meyerap nutrisi penting. Atresia bilier menyerang bayi pada beberapa bulan pertama kehidupannya dan dapat dengan cepat menyebabkan kerusakan hati yang parah jika tidak ditangani dengan segera.
Perlambatan atau terhentinya aliran empedu (kolestasis) mempengaruhi hati bayi dan semua organ serta jaringan di sekitarnya. Empedu menyumbat hati bayi dan menyebabkan jaringan parut yang dapat menghalangi hatinya untuk bekerja secara normal.
Selain itu, usus mereka tidak dapat menerima empedu yang dibutuhkan untuk memecah nutrisi dan mendukung pertumbuhannya. Atresia bilier adalah kondisi yang serius, namun pembedahan dapat menciptakan jalur baru bagi aliran empedu dari hati bayi.
BACA JUGA:
- Penting! Jenis Tes Kesehatan yang Wajib Dilakukan Menjelang Usia 40 Tahun, Apa Saja Sih?
- Kenali Manfaat Luar Biasa Minyak Zaitun yang Bagus untuk Kesehatan Rambut Pria dan Wanita
Ini meringankan gejala dan membantu pencernaan. Namun karena kerusakan hati, banyak bayi dengan kondisi ini yang akhirnya memerlukan transplantasi hati.
Penyakit ini bukanlah penyakit menurun atau pun menular. Penyebab pasti dari terjadinya atresia bilier masih belum dapat dipastikan, tapi kemungkinan terkait dengan:
- Perubahan genetik.
- Gangguan sistem imun.
- Gangguan perkembangan hati dan saluran empedu saat di dalam kandungan.
- Paparan pada zat beracun saat dalam kandungan.
- Infeksi virus atau bakteri.
Bayi dengan atresia bilier terlihat sehat saat dilahirkan. Gejala penyakit ini biasanya muncul kapan saja dalam dua bulan pertama kehidupan. Gejalanya meliputi:
Penyakit kuning - warna kuning pada kulit dan mata karena tingginya kadar bilirubin (pigmen empedu) dalam aliran darah. Penyakit kuning yang disebabkan oleh liver yang belum matang sering terjadi pada bayi baru lahir. Biasanya hilang dalam 1-2 minggu pertama kehidupan. Jika bayi Anda mengalami penyakit kuning setelah usia 2 minggu, mintalah dokter melakukan tes yang disebut bilirubin langsung atau terkonjugasi. Jika tes ini tinggi, bayi perlu segera diperiksakan ke dokter spesialis.
Urin berwarna gelap – Beberapa bilirubin yang meningkat dalam darah disaring oleh ginjal dan dikeluarkan melalui urin.
Kotoran acholic (tinja berwarna putih atau tanah liat) – Hal ini terjadi karena tidak ada empedu atau bilirubin yang dikosongkan ke dalam usus. Empedu memberi warna hijau atau coklat pada tinja. Tanpa empedu atau bilirubin, tinja tidak berwarna (seringkali berwarna putih atau abu-abu).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: