7 Cara Mengatur Keuangan Secara Syariah untuk Keluarga, Raih Keberkahan Dunia Akhirat

7 Cara Mengatur Keuangan Secara Syariah untuk Keluarga, Raih Keberkahan Dunia Akhirat

Atur Keuangan Keluarga Sesuai Syariah: Raih Keberkahan Dunia Akhirat--Foto : pixabay.com

JAKARTA,RADARPENA.CO.ID - Sebagai seorang Muslim, mengatur keuangan keluarga bukan hanya sekadar mengelola pengeluaran dan pemasukan.

Lebih dari itu, kita diwajibkan untuk mengelola keuangan sesuai dengan tuntunan syariat Islam agar mencapai keberkahan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Firman Allah SWT dalam Al-Quran:

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta-hartamu di antara kamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan perdagangan yang berlaku suka sama suka di antara kamu..." (QS. An-Nisaa' [4]: 29)

Berikut adalah panduan lengkap untuk mengatur keuangan keluarga sesuai dengan ajaran Islam.

BACA JUGA:

Menyusun Tujuan Keuangan Berdasarkan Ajaran Islam

Langkah pertama dalam mengatur keuangan secara Islami adalah menyusun tujuan keuangan yang sesuai dengan ajaran Islam.

Tujuan utamanya adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mengoptimalkan harta sesuai prinsip-prinsip syariah. Selain itu, kita harus menghindari riba yang hukumnya haram bagi seorang Muslim.

Mengalokasikan Dana untuk Zakat, Infaq, dan Sedekah

Sebagai seorang Muslim, kita wajib membayar zakat dari harta yang dimiliki. Zakat merupakan salah satu cara membersihkan jiwa dan harta kita. Selain zakat, kita juga dianjurkan untuk berinfaq dan bersedekah sesuai dengan kemampuan.

Dengan membagi sebagian harta kepada saudara yang membutuhkan, aliran rezeki yang berkah akan terwujud. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

"Sedekah itu bukanlah untuk orang kaya, kecuali untuk lima golongan: (1) orang yang berperang di jalan Allah, (2) amil zakat, (3) orang yang berhutang, (4) orang yang membeli (sedekah) untuk dirinya, dan (5) orang yang miskin." (HR. Muslim)

Meminimalkan Utang

Islam mengajarkan umatnya untuk menghindari berutang kecuali dalam keadaan darurat. Apabila terpaksa berutang, maka melunasi utang harus menjadi prioritas utama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: