Mengenang Pemilik Klub Sepak Bola Harimau Tapanuli FC, Johny Pardede, Angkat Citra Etnis Tapanuli Utara
Klub Sepak Bola Harimau Tapanuli FC (Hartap) saat masih Jaya Foto :Tobatabo.com--
Kemudian Penasihat tehnis Tim Swiss, yakni pelatih asal Belanda Peter Stefan sempat melatih klub. Kemudian beberapa pemain asing juga sempat memperkuat line up Hartap.
Diantara pemain asing itu yakni, empat pemain Bulgaria (Ventilaw, Spasov, Nikolai Dragian, Nayden Zimbilev dan Rosen Illew) yang datang ke Indonesia dipertengahan 1994.
Lalu ada pula nama Essama Raymond (Chad) yang direkrut September 1999, Jean Michael Baboaken, Oum Luc Junior dan Maurmada.
Selain itu pemain-pemain lokal yang merumput di Klub Harimau Tapanuli, juga terangkat namanya seperti Iskandar Jalil, Amri Siregar, Bernard Siahaan, Viktor Simamora, Sabda Lumbantourun dan Coly Misrun.
Namun uniknya walau dikelola secara serius, dan memiliki potensi besar Hartap tidak mau mengikuti Galatama yang merupakan kompetesi resmi bagi klub-klub nonperserikatan kala itu.
Klub Harimau Sumatera atau Hartap lebih memilih berkompetisi di turnamen-turnamen antar klub seperti Piala T.D Pardede, Marah Halim Cup, Piala Cakradonya dan Piala Tirtanadi.
Pada tahun 2000 Klub Hartap berhasil menjadi juara kompetisi perserikatan dan di undang ke India, untuk bermain di turnaman piala Super Soccer 2021. Namun sayang karena masalah tehnis nama Hartap dicoret sebelum kompetisi dimulai.
Sampai akhirnya di tahun 2004, pemilik klub Johny Pardede membubarkan klub dengan alasan ingin fokus pada kegiatan sosial dan keagamaan.
Mengutip laman facebook Andy Marpaung, Dulu jika Hartap main di Balige warga ke Tanah lapang Sisimangaraja untuk menyaksikan aksinya. Meski Harimau Tapanuli sudah bubar, memori penggemar bola Tanah Air, khususnya masyarakat Sumatera Utara tetap abadi sang Raja Hutan akan mengaum.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: