Mahasiswa Taruna STIP Jakarta Tewas Dianiaya Senior, Sempat Pingsan di Toilet dan Alami Luka Lebam di Ulu Hati
Mahasiswa taruna STIP Jakarta meninggal dunia usai mendapatkan kekerasan dari seniornya.-Foto: Instagram.com/BerbagaiSumber-
JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Penganiayaan yang dialamai salah satu Mahasiswa atau taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) JAKARTA, Putu Satria Ananta Rustika alias P (19) tewas setelah mendapat tindak kekerasan dari seniornya di kampus.
Korban diduga tewas setelah mengalami kekerasan oleh kakak tingkatnya yang berinisial T (21). Akibat penganiayaan tersebut, P mengalami luka lebam pada bagian ulu hati.
Belakangan terungkap, kejadian nahas itu dipicu oleh masalah sepele. Kejadian bermula ketika korban mengajak lima temannya mengecek kelas untuk membubarkan kegiatan jalan santai.
Setelah membubarkan kegiatan jalan santai, korban bersama kelima temannya turun ke lantai dua kampus. T disebut kemudian mengajak korban bersama lima temannya ke toilet koridor kelas KALK C di lantai dua.
BACA JUGA:
- Akhir Tragis Darius Pontoh, Pelaku Pemerkosa dan Pembunuh Anak Tiri di Kota Manado
- Keji! Suami di Ciamis Mutilasi Istri, Pelaku Jual dan Jajaki Dagingnya ke Tetangga hingga Keliling Kampung
- Siap Terima Risiko! Ini Bahaya Akses Grup Telegram Pemersatu Bangsa yang Banyak Diburu Orang
Di sana, T diduga lima kali memukul korban pada bagian perut. Lima teman P yang menyaksikan kejadian tersebut diminta meninggalkan kamar mandi. Usai kejadian itu, korban langsung dibawa ke klinik yang ada di sekolahnya. Nahas, sesampainya di sana korban dinyatakan telah meninggal dunia.
Pihak keluarga menyesalkan peristiwa kekerasan yang menimpa Putu Satria Ananta Rastika (19). Putu merupakan taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta yang tewas diduga dianaya senior.
“Kami menyesalkan kejadian ini (kekerasan) ada di lingkungan pendidikan ya. Apalagi ini bukan terjadi cuma satu kali sebenarnya, sudah beberapa kali,” ujar kuasa hukum keluarga Putu, Tumbur Aritonang, di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta, pada Sabtu, 4 Mei 2024.
Atas peristiwa ini, pihak keluarga berharap korban mendapat keadilan. Polisi pun diharapkan dapat mengusut kasus ini hingga tuntas. “Intinya keluarga minta keadilan. Kami serahkan semua penyelidikan ke polisi dan kami siap mengikuti setiap prosesnya,” ucap Tumbur.
Lebih lanjut, keluarga Putu berharap, ke depan, tak ada lagi kekerasan atau peristiwa serupa yang terjadi di STIP. Pihak STIP diharapkan melakukan evaluasi dan berbenah supaya kejadian ini tak terulang.
“Kami harap enggak terjadi lagi. Kami ingin ada pertanggungjawaban (dari STIP) dan apa evaluasinya. Jangan sampai ada korban lagi,” imbuh Tumbur.
BACA JUGA:
- Taktik Baru Pemerintah Mengatasi Kecurangan dan Joki di Seleksi CPNS 2024
- Breaking News: Petaka Akibat Tawuran di Lampung, 1 Remaja Tewas Sempat Diseret 15 Meter
- 10 Contoh Soal Kompetensi Manajerial PPPK 2024 Lengkap dengan Kunci Jawaban
Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Gidion Arif Setyawan menerangkan, pihaknya telah memeriksa 10 orang saksi guna mengetahui secara gamblang kronologi kejadian. Para saksi yang diperiksa adalah rekan-rekan dan senior korban.
"Iya betul (mahasiswa STIP tewas). Sementara sudah ada dimintai keterangan, sekitar 10 orang untuk mengetahui rangkaian peristiwa (kronologi), nanti nunggu hasil penyelidikan kalau kronologi yang lengkap detilnya," ujar dia kepada wartawan, pada Jumat, 3 Mei 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: