Ketar-ketir! PM Israel Benjamin Netanyahu Disebut Stres soal Surat Penangkapan dari ICC, Ancam Balas Palestina
PM Israel, Benjamin Netanyahu dikabarkan dalam kondisi stres dan tertekan soal surat ICC yang akan menangkap dirinya.-Foto: Instagram.com/@aljazeeraenglish-
JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dikabarkan sedang dalam kondisi stres dan tertekan lantaran kabar mengenai surat penangkapannya melalui Mahkamah Pidana Internasional atau ICC dalam waktu dekat ini.
ICC disebut berencana akan segera merilis surat penangkapan itu menyusul dengan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dialami bangsa Palestina selama ini, terutama sejak Israel melancarkan agresi brutalnya ke jalur Gaza sejak Oktober 2023 lalu.
Dilansir melalui media Israel news 12, sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada mereka bahwa ICC mengeluarkan surat perintah penangkapannya paling cepat minggu ini.
Mendengar kabar itu, PM Israel Netanyahu dikatakan dalam kondisi stres dan ketakutan yang luar biasa dengan kemungkinan dikeluarkannya surat perintah penangkapan dalam waktu dekat.
BACA JUGA:
- Viral! Seorang Ayah Dituduh Jual Anak Perempuannya Sebagai PSK, Keluarga Tak Terima
- Mengenal Apa Itu Pengadilan Pidana Internasional (ICC) yang Akan Keluarkan Surat Penangkapan PM Israel
Pemerintah Israel juga diyakini sedang kalang kabut setelah para pejabatnya meyakini ICC akan merilis surat penangkapan Netanyahu pekan ini. Israel mengancam bakal membalas pemerintah Palestina jika ICC bersikeras merilis perintah penangkapan Netanyahu.
Dilaporkan Axios, pada Jumat, 3 Mei 2024, bagaimana para pejabat Israel sebenarnya telah khawatir selama dua pekan terakhir. Surat penangkapan itu disebut akan dirilis secara diam-diam dan menargetkan Netanyahu, Menteri Pertahanan Yoav Gallant dan kepala staf Angkatan Pertahanan Israel Herzi Halevi.
"Para pejabat AS dan Israel mengatakan Israel mengatakan kepada pemerintahan Biden bahwa jika surat perintah penangkapan dikeluarkan, maka mereka akan menganggap Otoritas Palestina bertanggung jawab dan akan membalas dengan tindakan keras yang dapat menyebabkan keruntuhannya," dilansir dari laman media AS itu, mengutip narasumber anonim dari Israel.
"Salah satu tindakan yang mungkin dilakukan adalah membekukan transfer pendapatan pajak yang dikumpulkan Israel untuk Otoritas Palestina," tambahnya.
"Tanpa dana ini, Otoritas Palestina akan bangkrut," ujar media itu lagi. Israel mengklaim Otoritas Palestina sebenarnya berada dibalik surat penangkapan ICC. Palestina disebut menekan mahkamah itu.
ICC, yang berbasis di Den Haag, Belanda, diketahui sudah sejak tahun 2021 menyelidiki kemungkinan kejahatan perang yang dilakukan oleh pasukan Israel dan milisi Palestina di perang Israel-Hamas tahun 2014. Investigasi tersebut telah diperluas hingga serangan 7 Oktober dan perang yang telah berkecamuk di Gaza sejak saat itu.
Sebelumnya dalam laporan media yang sama, dua pejabat AS sempat berujar Netanyahu telah menelepon Biden karena ancaman surat penangkapan ICC, pekan lalu.
Dilaporkan media Israel Channel 12, Israel mengklarisikasi ke biden pernyataan bahwa "AS telah memberi lampu hijau ke ICC" untuk mengeluarkan surat penangkapan.
"Biden menekankan dalam panggilan telepon tersebut bahwa AS menentang penyelidikan ICC terhadap Israel," paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: