Kabar Duka, Penyair Terbaik Indonesia Joko Pinurbo Meninggal Dunia di Usia 61 Tahun

Kabar Duka, Penyair Terbaik Indonesia Joko Pinurbo Meninggal Dunia di Usia 61 Tahun

Sastrawan Indonesia Joko Pinurbo meninggal dunia, pada Sabtu pagi, 27 April 2024.-Foto: Instagram.com/@jokpin.jogja-

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID -  Sastrawan terbaik Indonesia Joko Pinurbo meninggal dunia pada usia 61 tahun pada Sabtu pagi, 27 April 2024.

Pria yang akrab dipanggil Jokpin itu dinilai sebagai salah satu penyair terbaik Tanah Air karena puisi-puisinya dianggap telah menawarkan kebaruan dalam sastra Indonesia.

Jokpin akan disemayamkan di PUKY, Jalan PGRI, Sonosewu, Kasihan, Bantul, Ruang AB dan dimakamkan pada Minggu, 28 April 2024 pukul 10.00 WIB di Pemakaman Demangan Wedomartani, Ngemplak, Sleman. 

Sastrawan Ni Made Purnamasari mengungkapkan Jokpin meninggal dunia pada Sabtu, 27 April 2024 pagi ini.

"Iya, Mas Jokpin dikabarkan meninggal pagi ini. Masih menunggu info dari keluarga tentang persemayaman, ibadat pelepasan, dan lain-lain," kata Purnamasari, kepada Media Indonesia, Sabtu, 27 April 2024.

BACA JUGA:

Joko Pinurbo merupakan penyair yang lahir di Sukabumi, 11 Mei 1962. Karya puisinya telah mewarnai khasanah sastra Yogyakarta. Jenazah Joko Pinurbo rencananya disemayamkan di Perkumpulan Uursan Kematian Yogyakarta (PUKY). 

"(Detail) rencana pemakamannya belum saya dengar kabarnya," ujar Made dalam keterangannya pada Sabtu, 27 April 2024. 

Karya-karya puisi Joko Pinurbo memiliki tempat tersendiri di kalangan penikmat sastra karena perpaduan antara humor dan ironi dikemas dalam karya apik yang jenaka. 

Puisi yang dilahirkan alumnus Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tersebut juga menyentil kehidupan sosial. Sebelum dikenal sebagai penyair, Joko Pinurbo menempuh pendidikan di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Sanata Dharma Yogyakarta.

Beberapa karya puisi Joko Pinurbo ialah Celana (1999), Celana Pacarkecilku di Bawah Kibaran Sarung (2007), Di Bawah Kibaran Sarung (2001), Pacarkecilku (2002), hingga Telepon Genggam (2003).

BACA JUGA:

Kemudian, karyanya juga termasuk Haduh, aku di-follow (2013), Surat dari Yogya: Sepilihan Puisi (2015), Srimenanti (2019), hingga Tak Ada Asu di Antara Kita: Kumpulan Cerpen (2023).

Joko Pinurbo juga memiliki sejumlah antologi yang berjudul Tugu (1986), Tonggak (1987), Sembilu (1991), Ambang (1992), Mimbar Penyair Abad 21 (1996), dan Utan Kayu Tafsir dalam Permainan (1998). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: