Terungkap! Ini Motif Pengeroyokan Ustad di Pandeglang, Hanya Tak Terima Diklakson

Terungkap! Ini Motif Pengeroyokan Ustad di Pandeglang, Hanya Tak Terima Diklakson

Ilustrasi pengeroyokan ustad Muhyi di Pandeglang oleh sekelompok oknum bank keliling karena tidak terima di klakson.--Freepik

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Motif pengeroyokan yang dilakukan oleh oknum bank keliling kepada ustad Muhyi di Pandeglang beberapa hari yang lalu diungkapkan oleh pihak kepolisian.

Kapolresta Serang Kota AKBP Sofwan Hermanto menjelaskan bahwa motif pengeroyokan karena masalah sepele, yaitu kesalahpahaman yang terjadi antara oknum bank keliling dengan ustad Muhyi.

Dijelaskan lebih lanjut bahwa oknum bank keliling tidak terima setelah diklakson oleh ustad Muhyi, hingga terjadi pengeroyokan yang terjadi di Jalan Raya Serang-Pandeglang, Desa Sukamanah, Kecamatan Baros, Kabupaten Serang pada Minggu 31 Maret 2024 kemarin.

“Awalnya, korban menegur salah satu pelaku yang mengendarai motornya di tengah jalan dengan membunyikan klakson. Pelaku yang tidak terima kemudian cekcok dengan korban dan berujung pada pengeroyokan,” jelas Kapolres.

BACA JUGA:

Sebelumnya Kasi Humas Polresta Serang Kota, Kompol Iwan Sumantri mengatakan kronologi kejadian pengeroyokan terjadi saat korban (ustad Muhyi) sedang menuju pulang dari rumah sakit.

Saat korban melintas dari arah serang menuju Pandeglang, korban yang baru saja pulang dari RSUD Banten dikeroyok oleh sejumlah orang yang sedang mengendarai motor.

Sebelumnya, kendaraan korban yang diisi oleh dirinya dan keluarga sempat dipukul oleh para pelaku dengan helm.

“Menurut pengakuan korban ketika itu, ia bersama keluarga sedang dalam perjalanan pulang dari rumah sakit. Namun diperjalanan, mobil korban ini awalnya dipukul menggunakan helm, kemudian terjadi pengeroyokan oleh sekelompok pemotor yang diduga bank keliling,” ujar Iwan dalam keterangannya, Selasa 2 April 2024.

Imbas dari kasus pengeroyokan terhadap ustad di Pandeglang oleh sejumlah oknum bank keliling membuat beberapa pihak tidak terima.

Pada akhirnya sejumlah ormas (organisasi masyarakat) bersama dengan masyarakat lainnya melakukan penelurusan dan mencari para pelaku. Hingga aksi tersebut meluas sampai ke Lebak.

Sekjen Garuda Banten, Ade Apriyadi menyampaikan bahwa aksi tersebut adalah bentuk rasa solidaritas.

Tidak hanya itu, dalam aksi sweaping yang dilakukan oleh kelompoknya bersama dengan masyarakat sekaligus membawa tiga tuntutan agar kejadian tersebut tidak terulang kembali.

“Mendesak pihak Kepolisian agar menindak pelaku dengan hukuman seberat-beratnya,” kata Ade dikutip dari Disway.id.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: