Pemkot Bekasi Komitmen Lindungi Anak dari Kekerasan di Sekolah

Pemkot Bekasi Komitmen Lindungi Anak dari Kekerasan di Sekolah

Ilustrasi foto.-Foto: Unsplash.com/RoadAhead-

BEKASI, RADARPENA.CO.ID-Terjadinya beberapa kasus bulliying di sekolah akhir-akhir ini mendapat perhatian dari Pemkot Bekasi.

Agar kasus bulliying tidak terjadi di wilayah kota Bekasi, Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi melalui Dinas Pendidikan menggelar Workshop Penguatan Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan pada Satuan Pendidikan yang diikuti 600 peserta dari seluruh wilayah kota bekasi di Aula Teratai Putih Global School Kecamatan Mustika Jaya, beberapa waktu yang lalu.

Dalam workshop itu mengangkat tema “Menuju Zero Kekerasan pada Anak”, bertujuan untuk memaksimalkan fungsi pengawasan di sekolah terhadap segala hal yang mengarah kepada kekerasan terhadap anak serta menerapkan cara yang solutif dalam mencegah dan menangani tindak kekerasan di sekolah.


Cegah Bulliying, Pemkot Bekasi Komitmen Lindungi Anak dari Kekerasan di Sekolah-Foto: Istimewa/RadarPena-

BACA JUGA:Mendag Zulhas Klaim Harga Beras dan Cabai Cenderung Stabil Jelang Lebaran 2024

“Kita semua musti berperan dalam mewujudkan lingkungan pendidikan yang bebas dari segala bentuk kekerasan. Mari bersama menguatkan sinergi dan kolaborasi untuk terus bergerak serentak mewujudkan gerakan anti kekerasan terhadap anak, dengan meningkatkan langkah-langkah pencegahan serta perlindungan bagi mereka di sekolah, sehingga mereka dapat menimba ilmu dengan perasaan aman dan nyaman,” Ungkap PJ Walikota Bekasi Gani Muhamad.

BACA JUGA:3 Resep Ayam Lada Hitam, Menu Simpel yang Bisa Dibuat Sendiri di Rumah

Gani Muhamad juga menambahkan bahwa unsur pendidikan dan tenaga kependidikan memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang aman dan inklusif dengan menjadi agen perubahan untuk memerangi di sekolah.

“Sebagai civitas akademika, memiliki tanggung jawab moral untuk melibatkan diri dalam upaya anti-kekerasan termasuk anti-perundungan (bullying), karena kekerasan dan bullying tidak hanya merugikan korbannya, tetapi juga merusak iklim belajar dan mengajar di seluruh sekolah. Menjadi agen perubahan berarti kita bersedia membentuk budaya sekolah yang lebih positif dan mendukung untuk mendukung terwujudnya masa depan anak yang cerah,” lanjut Gani.

Terakhir, Gani Muhamad menuturkan, dalam setiap langkah kecil yang diambil setiap individu dapat memiliki dampak besar dalam membentuk budaya sekolah yang aman dan inklusif, serta dapat mendukung pertumbuhan positif setiap siswa dan sistim pendidikan di Indonesia khususnya di Kota Bekasi menjadi lebih baik lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: