6 Rekomendasi Wisata Religi di Solo yang Banyak Pengunjung

6 Rekomendasi Wisata Religi di Solo yang Banyak Pengunjung

--

JAKARTA,RADARPENA.DISWAY.ID - Kota Solo memiliki beberapa objek wisata religi yang menarik untuk dikunjungi, terutama pada bulan Ramadan seperti saat ini.

Apalagi wisata religi di Kota Solo banyak menyimpan sejarah saat proses pembangunan yang layak untuk dikunjungi dan dipelajari.

Wisata religi bisa jadi alternatif tujuan wisata yang tak kalah menarik untuk dijelajahi. Berwisata religi bisa jadi salah satu alternatif kegiatan ngabuburit sembari menunggu tibanya waktu berbuka puasa.

BACA JUGA:Program Mudik Gratis yang Digelar Oleh Ditlantas Polda Lampung Rute Yogyakarta dan Solo, Yuk Segera Daftar!

Berikut 6 rekomendasi wisata religi di Solo

1. Masjid Dalem Kalitan

Masjid Dalem Kalitan adalah masjid yang berada di dalam komplek Dalem Kalitan milik Ibu Tien yang merupakan istri dari presiden ke-2 Republik Indonesia, Soeharto.

Pada mulanya, masjid bersejarah yang dibangun sekitar tahun 1786 ini dibangun oleh Pakubuwono X dari Keraton Kasunanan. Komplek masjid yang dibangun sendiri lengkap dengan bangunan rumah joglo dan juga pendopo. Kompleks ini kemudian dihibahkan pada Kanjeng Gusti Ratu Alit pada 1965 dan sejak saat itu dikenal dengan nama Dalem Kalitan sebelum dibeli oleh Ibu Tien yang masih memiliki garis keturuan dengan kerabat Keraton Mangkunegaran beberapa tahun kemudian.

Kini, Masjid Dalem Kalitan menjadi salah satu destinasi wisata religi di Solo dimana kamu juga bisa melihat berbagai peninggalan bersejarah keluarga kerajaan, termasuk memasuki rumah yang dahulu pernah ditinggali oleh Ibu Tien.

2.  Astana Oetara

Astana Oetara adalah sebuah kompleks pemakaman Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara VI beserta keluarga, kerabat dan para abdi dalemnya yagn berada di Kampung Nayu, Banjarsari, Kota Solo.

Makam ini sudah ada sejak tahun 1928 ketika jenazah Mangkunegara VI dibaringkan di pemakaman ini. Ir. Soekarno yang kelak merupakan Presiden Pertama Republik Indonesia disebut-sebut sebagai arsitek Astana Oetara.

KGPAA Mangkunegara VI adalah putra keempat Mangkunegara IV. Gelar Kanjeng Pangeran Arya (KPA) Dhayaningrat disandangnya saat berusia 17 tahun.

Setelah dikukuhkan sebagai punguasa Mangkunegaran untuk menggantikan kakaknya Mangkunegara V, KPA Dhayaningrat menyandang gelar KGPAA Mangkunegara VI, yang menurut tradisi keraton seharusnya jatuh kepada putra Mangkunegara V.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: