PBB: Anak-Anak di Gaza Alami Malnutrisi dan Kelaparan, Terburuk di Dunia
Potret anak-anak di Gaza saat sedang mengantri untuk mendapatkan makanan.-Foto: Instagram.com/@do.nationid-
JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Wakil Direktur Eksekutif Program Pangan Dunia PBB (WFP) Carl Skau, mengatakan bahwa Gaza menyaksikan tingkat malnutrisi da kelaparan tertinggi di dunia dengan satu dari enam anak di bawah usia dua tahun mengalami kekurangan gizi, pada Selasa 27 Februari 2024.
“Gaza menghadapi tingkat malnutrisi pada anak terburuk di dunia. Satu dari enam anak di bawah usia dua tahun mengalami kekurangan gizi akut,” kata Skau dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB tentang Ketahanan Pangan.
WFP siap mengintensifkan operasinya jika gencatan senjata disepakati, katanya menambahkan. “Jika tidak ada yang dilakukan, kami khawatir kelaparan yang meluas di Gaza hampir tak terhindarkan, yang menurut Kementerian Kesehatan di Gaza telah menelan hampir 30.000 korban jiwa dan melukai 70.000 lebih lainnya sejak Oktober, dengan kemungkinan korban bertambah" kata Ramesh Rajasingham atas nama OCHA dan Wakil Sekjen Urusan Bantuan Kemanusiaan Martin Griffiths.
BACA JUGA:
- Prabowo Resmi Terima Pangkat Jenderal Kehormatan Bintang 4 dari Jokowi
- Ingatkan Defisit APBN, Bank Dunia Soroti Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran
- Menko Airlangga Hartarto Buka Suara Soal 70,5 Juta Penerima Program Makan Siang Gratis
Sebagai informasi, kelompok perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan serangan roket besar-besaran terhadap Israel dari Gaza pada 7 Oktober. Akibatnya, 1.200 orang tewas dan sekitar 240 orang lainnya diculik.
Israel lantas melakukan serangan balasan dan memerintahkan pengepungan total terhadap Gaza dan mulai melancarkan serangan darat yang bertujuan untuk melenyapkan pejuang Hamas dan menyelamatkan para sandera.
Hingga kini, sedikitnya 29.700 orang di Jalur Gaza tewas, demikian menurut pemerintah setempat. Israel kemudian merespons dengan serangan balasan dan pengepungan total terhadap Gaza, serta operasi darat untuk mengeliminasi pejuang Hamas dan menyelamatkan sandera.
Pada 24 November tahun lalu, Qatar menjadi mediator Israel dan Hamas dalam kesepakatan gencatan senjata sementara, juga menyangkut pertukaran tawanan perang dan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.
Gencatan senjata diperpanjang beberapa kali dan berakhir pada 1 Desember 2023. Sejauh ini, lebih dari 100 sandera diyakini masih ditahan Hamas di Gaza.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: