KPU: Petugas Pemilu yang Meninggal Dunia dapat Uang Santunan Sebesar Rp36 Juta
Uang santunan bagi petugas pemilu yang meninggal dunia-ilustrasi-Disway.id
JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Hasyim Asy'ari mengatakan, terdapat uang santunan bagi petugas pemilu yang meninggal dunia.
Hal tersebut juga dicantumkan dalam Pasal 83 Peraturan KPU (PKPU) Nomor 8 Tahun 2022 tentang santunan kecelakaan kerja bagi Bada Adhoc.
Dalam pasal itu disebutkan anggota badan Adhoc mengalami kecelakaan kerja dalam penyelenggaraan Pemilu dan Pemilihan, KPU dapat memberikan santunan.
"Santunan Kecelakaan Kerja yang Meninggal Dunia bagi Penyelenggara Ad Hoc Pemilu diatur Berdasarkan Peraturan KPU Nomor 8 Tahun 2022 dan secara teknis diatur dalam Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor 59 Tahun 2023," ujar Hasyim Asy'ari.
BACA JUGA:Indonesia Akan Alami Fenomena Hari Tanpa Bayangan Dua Kali di Tahun 2024, Cek Jadwal dan Lokasinya
Adapun besaran santunan diberikan untuk keluarga korban, juga telah diatur berdasarkan Surat Menteri Keuangan S-647/MK.02/2022 yang mana besaran uang santunannya, yaitu Rp36 juta dan bantuan biaya pemakaman sebesar Rp10 juta.
"Besaran santunan telah diatur berdasarkan Surat Menteri Keuangan S-647/MK.02/2022 melalui Satuan Biaya Masukan Lainnya (SBML) Tahapan Pemilihan Umum dan Tahapan Pemilihan," kata Hasyim Asy'ari.
"Untuk besaran santunan sebesar Rp36.000.000 dan untuk bantuan biaya pemakaman sebesar Rp10.000.000," sambungnya.
Sebagaimana diketahui, KPU RI mencatat ada 35 petugas pemilu yang dinyatakan meninggal dunia saat hari pencoblosan pada 14-15 Februari 2024.
Tidak hanya itu, bahkan pihak KPU juga menyebutkan jumlah petugas Pemilu yang sakit, yakni ada 3.909 orang.
"Meninggal 35 orang dengan rincian, PPS 3 orang, KPPS 23 orang, Linmas 9 orang. Sakit 3.909 orang dengan rincian PPK 119 orang, PPS 596 orang, KPPS 2.878 orang dan Linmas 316 orang," jelas Hasyim Asy'ari.
Disisi lain, Komisioner KPU RI, Idham Holik membeberkan penyebab puluhan petugas pemilu meninggal dunia. Berdasarkan data yang diterima, mereka meninggal dikarenakan faktor kelelahan.
"Ya informasi yang kami terima itu karena faktor kelelahan, yang akhirnya menyebabkan meninggal tapi ada juga informasi yang mengatakan kelelahan memicu aktifnya komorbid, gitu. Nanti tentu secara otoritatif ahli kesehatan," ujar Idham Holik saat dihubungi, Senin, 19 Februari 2024.
BACA JUGA:Fase Bulan Purnama, Waspada Banjir Rob 19-29 Februari 2024 di Pesisir Jakarta Utara
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: