Heboh! Ada Tudingan Konspirasi Rockefeller Foundation Dibalik Covid-19, Benarkah?

Heboh! Ada Tudingan Konspirasi Rockefeller Foundation Dibalik Covid-19, Benarkah?

Rockefeller Foundation dituding menjadi penyebab dan penyebar Covid-19, benarkah demikian?--Kementerian

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Isu konspirasi mengenai Covid-19 belum saja selesai menjadi pembahasan, kali ini Rockefeller Foundation yang dituding sebagai pencipta dan penyebar virus Covid-19 di dunia.

Tudingan ini kembali mencuat setelah dibahas oleh Drs Dharma Pongrekun, sebagai Analis Kebijakan Utama Bidang Jianbang Lemdiklat Polri saat menjadi bintang tamu dalam acara podcast Dr Richard Lee, pada Sabtu 27 Januari 2024.

Menurut Drs Dharma Pongrekun, dirinya sudah tahu banyak bahkan Covid-19 ini sudah direncanakan tahun 2010 oleh Rockefeller Foundation.

BACA JUGA:Belum Tahan Tersangka Korupsi APD Covid-19 Kemenkes, KPK Masih Hitung Kerugian Negara

BACA JUGA:Seorang WNI di Jepang Meninggal Terinfeksi Covid-19, Sempat Ditahan Kasus Imigrasi

Dijelaskan bahwa virus ini disimulasikan pada tahun 2015, kemudian dimainkan tahun 2020 untuk Indonesia, tapi kalau di luar disosialisasikan tahun 2019.

Tujuannya adalah percepatan program digitalisasi, itulah kenapa COVID di belakangnya ada ID, Identity Digital.

Mantan Wakil Kepala Badan Siber dan Sandi Negara ini pun mengatakan, hal tersebut bukanlah cocoklogi dan waktu yang nanti akan menjawabnya.

Lantas apa sebenarnya rencana dari Rockefeller Foundation dalam Covid-19? Simak ulasannya dalam artikel ini.

Latar Belakang Rockefeller Foundation

Dilansir dari Disway.id "Rockefeller Foundation adalah raja minyak sedunia. Dia mempunyai standard oil. Kemudian dia membuat foundation untuk menyembunyikan pajak dari hasil. Makanya foundation yang sekarang ikut kesana konsepnya. CSR juga begitu dari situ," tutur Dharma.

Diketahui, Rockefeller Foundation saat ini dipimpin Rajiv J. Shah sebagai presiden. Ia didampingi Ashvin Dayal (Senior Vice President), Deepali Khanna (Vice President), Eileen O'Connor (Senior Vice President, Strategic Communications and Policy), hingga Elizabeth Yee (Executive Vice President).

BACA JUGA:Vaksinasi Covid-19 Akan Berbayar Mulai Januari 2024

BACA JUGA:Seorang WNI di Jepang Meninggal Terinfeksi Covid-19, Sempat Ditahan Kasus Imigrasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: