Waspada! Profesi Ini Diramal Punah Akibat Teknologi Artificial Intelligence
Pengembangan teknologi AI, menjadi ancaman dalam bidang pekerjaan manusia--
JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Seiring dengan perkembangan jaman, pengembangan teknologi kian masif seperti Artificial Intelligence (AI), teknologi buatan yang bisa mengimbangi kemampuan manusia.
Seperti yang diungkapkan oleh Dana Moneter Internasional (IMF) yang meramalkan suatu kondisi yang bisa berdampak pada pekerjaan manusia imbas dari pengembangan kecerdasan buatan seperti AI.
Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieve memprediksi teknologi kecerdasan buatan AI akan mengendalikan setidaknya 40% dari pekerjaan manusia.
Dimana hal ini akan dirasakan serta dimanfaatkan oleh banyak negara maju ketimbang dengan negara berkembang.
Pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan AI pada pekerjaan manusia akan bersamaan dengan besarnya resiko dari teknologi AI tersebut.
"Negara-negara maju akan menghadapi risiko lebih besar dari AI, namun juga peluang lebih banyak untuk manfaatnya, dibandingkan negara berkembang," kata Kristalina Georgieva dikutip dari Insider, Rabu, 17 Januari 2024.
BACA JUGA:Perkembangan Teknologi AI di Indonesia, Melihat Potensi dan Pengembangannya
BACA JUGA:Manfaatkan teknologi AI, Bayar Pajak Kendaraan Bermotor Makin Mudah Lewat Aplikasi SIGNAL
Melihat dari penggunaan teknologi kecerdasan buatan saat ini, AI akan berdampak pada pekerjaan dengan kemampuan ketrampilan yang lebih tinggi.
Bahkan dengan kemampuannya saat ini, diprediksi 60% pekerjaan di negara maju akan dikuasi oleh penerapan AI.
Menurut Kristalina, dengan kehadiran teknologi AI di masa sekarang bisa memberikan berbagai dampak. Seperti produktivitas menjadi lebih meningkat, namun disisi lain hal tersebut juga bisa menghilangkan sebuah pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh manusia.
Yang menjadi kekhawatirannya, teknologi AI akan menjalankan tugas utama yang sekarang dilakukan oleh manusia. Dan berdampak pada penurunan permintaan tenaga kerja, dan juga bisa menurunkan upah serta mengurangi perekrtutan tenaga kerja.
Tidak hanya itu, pada kasus yang lebih ekstrem, beberapa pekerjaan mungkin bisa saja menghilang.
Pembuat kebijakan diminta bersiap dengan risiko AI. Termasuk juga meminta mengadakan program pelatihan bagi mereka yang rentan terkena dampak perkembangan teknologi tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: