Perang Tak Kunjung Usai, Bos Besar Dunia Mulai Khawatir, WEF Laporkan 5 Resiko Teratas

Perang Tak Kunjung Usai, Bos Besar Dunia Mulai Khawatir, WEF Laporkan 5 Resiko Teratas

WEF laporkan 5 resiko terbesar yang akan terjadi dalam 2 tahun, dimana konflik bersenjata masih menjadi teratas yang membuat pelaku ekonomi dunia mulai khawatir--

BACA JUGA:Dampak Konflik di Laut Merah, Pengamat: Krisis Pangan dan Energi Global Berpotensi Terjadi

BACA JUGA:Swedia Panik, Pemerintahnya Warning Terseret Perang Rusia-Ukraina

Dari hasil survey, ada beberapa perang yang kini menjadi perhatian khusus oleh para pelaku ekonom dunia yang hingga kini belum kunjung usai.

Seperti perang Rusia-Ukraina, Perang Israel-Palestina di Gaza, serta ketegangan di Taiwan yang tak kunjung mereda.

Titik perang itu dinobatkan sebagai titik api yang dapat menyebar sewaktu-waktu dan mengganggu rantai pasokan global, pasar keuangan, keamanan dan stabilitas politik, hingga keselamatan setiap individu di dunia.

Hal ini disebabkan titik yang menjadi konflik ini terjadi di wilayah strategis, yang disebutkan oleh WEF sebagi jalur minyak dan perdagangan di Timur Tengah.

Tidak hanya itu, lokasi perang ini menjadi jalur keseimbangan dan stabilitas termasuk pangan di Eropa Timur, hingga jalur rantai pasokan teknologi di Asia Timur.

"Hal ini dapat menyebabkan destabilisasi regional yang lebih luas, yang secara langsung menarik kekuatan-kekuatan besar dan meningkatkan skala konflik. Ketiga titik itu juga secara langsung melibatkan negara-negara yang dianggap memiliki kemampuan nuklir," tulis WEF.

Meski belum pada tahap konflik bersenjata, ketegangan di wilayah Asia menurut pandangan responden WEF harus mendapat perhatian serius karena China sebagai kekuatan ekonomi di kawasan belum mengambil langkah yang tampak merespons tensi itu.

"Berbeda dengan Rusia, yang menggandakan target belanja pertahanannya menjadi lebih dari US$ 100 miliar pada tahun 2023, dan Amerika Serikat, yang mengalokasikan lebih dari US$113 miliar bantuan terkait perang di Ukraina saja," tulis WEF.

Secara garis besar WEF mengungkapkan bahwa ketegangan bersenjata yang terjadi saat ini membuat para pelaku ekonomi beranggapan adanya potensi penularan konflik ke depan, ke arah yang lebih luas, salah satunya dipengaruhi oleh disinformasi dan misinformasi akibat perkembangan teknologi yang belum mampu dikontrol.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: