Belum Banyak yang Tahu, Ternyata Ini Perbedaan KRL, LRT dan MRT
Selanjutnya Light Rail Transit atau LRT kereta listrik ini pertama kali beroperasi di Palembang pada 2018. Pembangunan proyek LRT di Palembang ialah dalam rangka memudahkan para tamu negara dan atlet yang berlomba di Asian Games 2018. Tidak lama setelah itu, pemerintah melakukan uji coba LRT Jakarta pada Juni 2019.
Berbeda dengan KRL yang mampu menampung banyak penumpang, LRT memiliki daya tampung sebanyak 600 penumpang dalam satu rangkaian kereta dengan dua hingga empat gerbong. LRT lebih fleksibel untuk di jalanan yang macet karena beroperasi di jalur layang.
Meskipun kapasitasnya lebih kecil dari MRT dan KRL, tapi kecepatannya melebihi kereta atau bus dengan jalur khusus pada umumnya. Kecepatan LRT sekitar 90 km/jam dan memiliki 18 stasiun di Jabodetabek. Desain kereta ini langsung oleh perusahan PT Inka (Parsero) di Madiun Jawa Timur.
BACA JUGA:
- Banyak yang Belum Paham, Ini Perbedaaan Antara MRT dan LRT
- Cara Mudah Top Up Saldo JakLingko MRT, Bisa Top Up Mulai dari Rp20.000
Terakhir yakni Mass Rapid Transit atau MRT. Setelah menunggu puluhan tahun lamanya, akhirnya Indonesia memiliki kereta listrik tercepat yang mampu melintas di bawah tanah. Selain melintas di bawah tanah, kereta ini juga memiliki jalur lintasan layang sebanyak 6 gerbong.
Jalur bawah tanah MRT menggunakan bor raksasa (tunnel boring machine) sepanjang 6 km, sedangkan untuk stasiunnya terbuat dengan kedalaman setinggi 4 jerapah yang tertumpuk. Sama halnya dengan KRL, MRT mengambil daya listrik dari atas kereta.
Kelebihan MRT terletak pada kecepatannya yang mencapai 110 km/jam. Tentunya hal ini dapat membantu penumpang untuk tiba tepat waktu. Kereta ini hanya memakan waktu sekitar 2 hingga 3 menit untuk tiba di stasiun berikutnya.
Daya tampung MRT masih lebih banyak daripada LRT, yakni sekitar 1.950 penumpang. Sayangnya, jarak antar stasiun atau pemberhentiannya cukup pendek.
Rute MRT terbagi menjadi dua berdasarkan jenis perlintasannya, yakni perlintasan layang (rute Lebak Bulus-Sisingamangaraja) dan bawah tanah (rute sisingamangaraja-Bundaran HI).
Saat ini, pemerintah masih berusaha agar sistem pembayaran ketiga transportasi ini dalam satu kartu. Bagi yang ingin menikmati ketiga kereta ini, kamu dapat menggunakan kartu elektronik sebagai tiketnya. Sebagian stasiun juga melayani pembelian tiket secara tunai dan non tunai melalui gerai yang tersedia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: