Kasus Pneumonia di China Melonjak, Akankah Covid Terulang?

Kasus Pneumonia di China Melonjak, Akankah Covid Terulang?

JAKARTA,RADARPENA.CO.ID - Saat ini, China sedang menghadapi lonjakan kasus pneumonia atau sesak napas signifikan sejak Oktober lalu. 

Peningkatan tersebut diduga dipicu oleh peredaran beberapa patogen secara bersamaan, yang jenis spesifiknya masih belum diketahui.

Melihat perkembangan dari peristiwa tersebut, Kementerian Kesehatan China mendesak pemerintah setempat untuk meningkatkan fasilitas kesehatan untuk menangani jumlah pasien yang terus bertambah pada Minggu 26 November 2023.

“Upaya harus dilakukan untuk meningkatkan jumlah klinik dan area perawatan yang relevan, memperpanjang jam pelayanan secara tepat dan memperkuat jaminan pasokan obat-obatan,” kata juru bicara Komisi Kesehatan Nasional, Mi Feng dalam sebuah konferensi pers.

Selain penanganan, Mi menilai sejumlah upaya harus dilakukan guna menekan penyebaran virus, sehingga bencana seperti pandemi Covid-19 tidak terulang kembali.

"Penting untuk melakukan pekerjaan yang baik dalam pencegahan dan pengendalian epidemi di tempat-tempat ramai seperti sekolah, lembaga penitipan anak dan panti jompo, dan untuk mengurangi arus orang dan kunjungan," paparnya.

BACA JUGA:Lebih Berbahaya Mana, Pneumonia atau TBC ?

BACA JUGA:Turis China Kini Enggan Melancong ke Thailand dan Jepang, Yuk Bedah Penyebabnya

Dewan Negara China pada Jumat 24 November 2023 mengatakan, bahwa penyebaran virus penyebab sesak nafas akan mencapai puncaknya pada musim dingin dan musim semi ini.

“Semua daerah harus memperkuat pelaporan informasi mengenai penyakit menular untuk memastikan informasi dilaporkan secara tepat waktu dan akurat,” kata Dewan Negara dalam sebuah pernyataan.

Pada Kamis 23 November 2023, WHO melaporkan bahwa terjadi peningkatan kasus pneumonia yang tidak terdiagnosis pada anak-anak sejak bulan lalu.

Lonjakan diduga disebabkan oleh peredaran patogen yang diketahui seperti mycoplasma pneumoniae, infeksi bakteri umum yang biasanya menyerang anak-anak.

Tetapi menurut laporan pihak China, banyaknya kasus baru-baru ini terkait dengan dihentikannya pembatasan Covid-19 sejak Oktober lalu.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: