Anggaran Penanganan Stunting Tembus Rp44 Trilun, BKKBN: Target di 2024 Turun 14 Persen

Anggaran Penanganan Stunting Tembus Rp44 Trilun, BKKBN: Target di 2024 Turun 14 Persen

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Kasus stunting hingga kini masih menjadi pekerjaan rumah (PR) basar di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Terjadinya stunting, ketika anak-anak mengalami kekurangan gizi kronis, terutama dalam masa 1.000 hari pertama kehidupan, yang dimulai dari kehamilan hingga usia dua tahun. 

Stunting tidak hanya menyangkut aspek kesehatan fisik tetapi juga memengaruhi perkembangan kognitif dan produktivitas di kemudian hari. 

Anak-anak yang mengalami stunting cenderung memiliki risiko lebih tinggi terhadap penyakit kronis, keterlambatan perkembangan otak, dan masalah pendidikan. 

BACA JUGA:Produk Kesehatan Terboikot Dianggap Pro Israel, Lama Melegenda Dan Kaya Manfaat

Oleh karena itu, penanganan stunting tidak hanya berfokus pada aspek gizi tetapi juga melibatkan pendekatan lintas sektor untuk mencapai hasil yang berkelanjutan.

"Masyarakat perlu berkolabrasi guna memastikan penurunan stunting 5,6 persen pertahun agar Indonesia mencapai target prevalensi stunting 14 persen tahun 2024," kata Deputi Bidang Pengendalian Penduduk, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Bonivasius Prasetya Ichtiarto, saat menerima tim Disway Group di Jakarta 20 November 2023.

Menurut pria yang akrab disapa Boni ini menambahkan, sejauh ini Indonesia telah mencapai kemajuan besar terkait penangan stunting, antara lain penurunan angka kemiskinan dan gizi buruk pada anak. 

"Tentunya juga terjadinya peningkatan akses terhadap pekerjaan penuh dan perlindungan sosial," ujarnya.

"Masalah stunting bukan hanya menjadi urusan negara, akan tetapi harus bersama-sama untuk dipecahkan," sambung pria lulusan Institute of Technology Jepang itu. 

BACA JUGA:Makin Membabi Buta! Zionis Israel Kepung Rumah Sakit Indonesia, 12 Orang Tewas, Puluhan Luka-luka!

Mantan Direktur Penyerasian Pembangunan Sosial Budaya dan Kelembagaan Daerah Tertinggal, Kemendes PDTT itu juga menyebut, bahwa pemerintah telah membuat salah satu terobosan dengan mengembangkan Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB). 

"Melalui Kampung KB Indonesia di antaranya berhasil mengurangi prevalensi stunting, menurunkan angka kematian, meningkatkan layanan kesehatan seksual dan reproduksi," terangnya. 

"Termasuk meningkatkan angka prevalensi kontrasepsi, menurunkan kebutuhan KB yang tidak terpenuhi, meningkatkan kesehatan ibu, dan menurunkan angka kesuburan remaja," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: