Kemenkes Ungkap Nyamuk Wolbachia Efektif Turunkan Kasus DBD, Ini Kata Pakar
Nyamuk transgenik atau Wolbachia ini tidak menimbulkan risiko bagi manusia, hewan, atau lingkungan. Untuk diketahui, hanya nyamuk transgenik jantan yang dilepaskan karena tidak akan menggigit manusia.
Kabar penyebaran nyamuk Bill Gates atau nyamuk Wolbachia di Indonesia mengundang perhatian publik hingga menimbulkan pro dan kontra. Sebelumnya, beredar klaim di media sosial yang menyebutkan bahwa penyebaran nyamuk Wolbachia merupakan misi Bill Gates untuk membentuk genetik LGBT.
Pakar kesehatan IDI, Profesor Zubairi Djoerban, turut menanggapi kabar penyebaran nyamuk Bill Gates di Indonesia. Dia menjelaskan bahwa nyamuk yang bernama Wolbachia merupakan sebuah proyek yang dikembangkan oleh World Mosquito Program (WMP) yaitu perusahaan milik Monash University.
Lebih lanjut, Prof Zubairi mengatakan bahwa tujuan dikembangkannya proyek ini adalah untuk menurunkan penyebaran Demam Berdarah (DBD), demam kuning, dan chikungunya.
"Bakteri Wolbachia ini dapat melumpuhkan virus dengeu yang terkandung dalam nyamuk aedes aegypti. Gampangnya, ini seperti vaksin, tapi yang divaksin itu nyamuknya agar tidak menyebarkan virus ke manusia," jelasnya.
Dia menuturkan bahwa nyamuk tersebut hanya akan bekerja untuk mengurangi jumlah spesies nyamuk sasaran. Nyamuk ini, imbuhnya, sudah berhasil digunakan di beberapa bagian Brasil, kepulauan Cayman, Panama, India, dan Singapura. Di Indonesia sendiri, nyamuk Wolbachia sudah disebar, tepatnya di Yogyakarta. Setelah diteliti oleh UGM, hasilnya mengejutkan, kasus DBD pada daerah yang diteliti mengalami penurunan sampai 77%. Begitu pun dengan presentase pasien yang dirawat di RS, turun sampai 86%.
Zubairi mengatakan pada tahun ini seharusnya giliran Bali menjadi tempat penyebaran selanjutnya. Namun, Pj Gubernur Bali sepakat melakukan penundaan karena ada masyarakat yang belum setuju.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: