Kiamat Datang Bumi Tamat, Ancaman Diprediksi Nyata Pada 2030 Mendatang
Untuk saat ini, Bumi sudah berada dalam 1,2 derajat Celcius lebih hangat dari masa pra-industri.
Dampaknya juga telah dirasakan, yakni cuaca ekstrem yang terjadi di Bumi.
"Tahun paling hangat yang kita alami saat ini akan menjadi tahun terdingin di satu generasi," kata ilmuwan dari Imperial College London, Friederike Otto
Pencemaran karbondioksida sudah semakin gawat.
Dunia diprediksi hanya mampu bertahan selama 15 tahun sebelum melampaui ambang batas kenaikan suhu Bumi sebesar 1,5 derajat celcius pada akhir abad.
Sejak laporan terakhir IPCC pada 2014 silam, ilmuwan kini lebih yakin bahwa perubahan iklim akan memperkuat potensi kebakaran hutan, bencana banjir atau cuaca ekstrem.
Solusi paling cepat adalah mengurangi penggunaan bahan bakar fosil.
Tetapi laju dekarbonisasi sejauh ini terhadang sikap pemerintah, pelaku usaha atau konsumen.
"Ketika saya melihat hasil temuan kami, saya berpikir kita sudah menghadapi krisis iklim," kata Sonia Seneviratne, ilmuwan iklim di Institute for Atmospheric and Climate Science di Universitas ETH Zuric, Swiss.
"Kita punya masalah yang sangat besar." lanjutnya.
Saat ini sumber tebesar gas rumah kaca adalah pembakaran batu bara, minyak dan gas. Namun laporan setebal 43 halaman yang dibuat khusus untuk pembuat kebijakan dan diperiksa oleh delegasi pemerintah, tidak mencantumkan kata "bahan bakar fosil."
Ilmuwan yang terlibat dalam penyusunan laporan tidak diizinkan mengomentari adanya versi berbeda tersebut.
"Dalam materi yang disusun para ilmuwan, bahan bakar fossil jelas tercantum," kata Meinshausen. Tapi menurutnya meski tanpa kata-kata tersebut, "adalah pencapaian yang besar untuk mendapat persetujuan dari semua negara.
Tidak satu pun negara di dunia kini bisa mengatakan mereka tidak percaya apa yang ditulis IPCC."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: