Kemarau Tingkatkan Pencemaran, Ancaman Kesehatan dan Jiwa Bagi Masyarakat
Konsentrasi PM 2,5 di Jakarta dipengaruhi oleh berbagai sumber emisi yaitu transportasi, residensial maupun dari sumber regional kawasan industri yang dekat dengan Jakarta.
Emisi yang dalam kondisi tertentu, sebenarnya dipengaruhi oleh parameter meteorologi dan dapat terakumulasi.
Ketika telah terakumulasi menyebabkan terjadinya peningkatan konsentrasi yang terukur pada alat monitoring pengukuran konsentrasi PM 2,5.
Proses pergerakan polutan udara PM 2,5 dipengaruhi oleh pergerakan angin yang bergerak dari satu lokasi ke lokasi lainnya.
Angin yang membawa PM 2,5 dari sumber emisi dapat bergerak menuju lokasi lain sehingga menyebabkan terjadinya potensi peningkatan konsentrasi PM 2,5.
BACA JUGA:Polusi Udara Memburuk, Pemprov DKI Jakarta Terapkan WFH 50 Persen Bagi ASN
Disamping itu, pola angin lapisan permukaan memperlihatkan kondisi angin yang lambat sehingga mengakibatkan PM 2,5 tidak terdispersi ke lokasi lain.
Akibatnya konsentrasi PM 2,5 di lokasi tersebut menjadi tinggi.
Sedangkan di Semarang, masyarakat juga tengah berada di tengah musim kemarau yang cukup terik.
Warga dihimbau mewaspadai penyakit DIARE dan juga ISPA.
RSUD dr. Gondo Suwarno Ungaran bahkan mencatat, diare menjadi salah satu dari 10 jenis layanan menonjol dan paling banyak ditangani semenjak awal tahun hingga beberapa bulan terakhir di fasilitas kesehatan milik pemerintah Kabupaten.
Kabid Pelayanan Medis dan Penunjang Medis RSUD dr Gondo Suwarno, yang bernama dr Nana Condro Wasiat, mengatakan bahwa 10 besar penyakit ini terjadi secara berurutan yaitu :
- Demam Typhoid
- Diabetes
- Pelayanan Kelahiran
- Hipertensi
- Gastroenteritis
- Gastrocolitis ( Diare )
- Infeksi saluran kencing
- Jantung
- Dyspepsia
- Pneumonia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: