Buang Limbah Nuklir Ke Laut, Pemerintah Jepang Diprotes Warga

Buang Limbah Nuklir Ke Laut, Pemerintah Jepang Diprotes Warga

Limbah Nuklir Jepang -  Pemerintah Jepang memutuskan membuang limbah Nuklir ke Laut mulai beberapa hari lalu. Atas keputusan tersebut, Pemerintah Jepang dianggap tidak menghargai upaya warga yang telah berjuang selama 12 tahun terakhir sejak bencana nukir Fukushima tahun 2011. 

Jepang mulai membuang air dari pembangkit nuklir Fukushima di utara Tokyo ke laut pada Kamis 24 Agustus 2023, meskipun ada keberatan baik di dalam maupun luar negeri, hingga komunitas nelayan yang khawatir tentang dampak lingkungan.

Warga akan terus berjuang sampai Pemerintah Jepang menghentikan proses pembuangan limbah nuklir. Membuang sampah ke laut sebenarnya merupakan hal yang “lumrah” untuk dilakukan. 

Namun, alih-alih limbah yang mengalir dari jalan-jalan kota ke air hujan, yang ada adalah limbah nuklir bersih yang digunakan untuk mendinginkan reaktor pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi yang rusak, yang dilanda gempa bumi di Jepang lebih dari sepuluh tahun lalu. 

sebelum Pada bulan Juni 2021, pemerintah Jepang mengumumkan rencana untuk melepaskan satu juta ton air limbah radioaktif dari kecelakaan nuklir Fukushima Daiichi tahun 2011 ke Samudera Pasifik.

BACA JUGA:

Hal tersebut dilaporkan Badan Perikanan Jepang, yang menguji ikan di perairan tersebut usai Tokyo Electric Power Company (Tepco) operator pembangkit listrik Fukushima, membuang air radioaktif ke perairan itu.

"Ikan yang diuji di perairan tidak mengandung tingkat isotop radioaktif tritium yang terdeteksi," ujar otoritas tersebut.

Layanan berita Kyodo yang mengutip temuan ini pada Sabtu (26/8) mengatakan bahwa Badan Perikanan Jepang berkomitmen untuk terus mengumumkan hasil pengujian secara harian guna menjaga transparansi informasi.

"Air laut di dekat fasilitas pembangkit listrik mengandung kurang dari 10 becquerel tritium per liter. Angka ini jauh di bawah batas yang telah ditetapkan oleh Tepco sendiri sebesar 700 becquerel dan bahkan jauh di bawah standar Organisasi Kesehatan Dunia sebesar 10.000 becquerel untuk air minum," bunyi pengumuman dari Tepco.

Perusahaan yang bertanggung jawab untuk pabrik, Tokyo Electric Power, telah menyaringnya untuk menghilangkan isotop dengan hanya menyisakan tritium, sebuah isotop radioaktif hidrogen yang sulit dipisahkan.

Badan perikanan Jepang mengatakan pada hari Sabtu bahwa ikan yang diuji di perairan sekitar pabrik tidak mengandung tingkat tritium yang terdeteksi, kantor berita Kyodo melaporkan.

Korea Selatan mengatakan tidak melihat masalah ilmiah dengan pelepasan air, tetapi aktivis lingkungan berpendapat bahwa semua dampak yang mungkin terjadi belum dipelajari.

Negara-negara tetangga dan para ahli lainnya mengatakan hal ini merupakan ancaman lingkungan yang akan berlangsung selama beberapa generasi dan dapat mempengaruhi ekosistem hingga ke Amerika Utara. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: