Kearifan Lokal, Angin Tenggaro, Nelayan di Pesisir Kota Bengkulu
angin tenggaro-Negara Indonesia terbentuk dari daerah-daerah yang masuk dalam kesatuan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Ciri khas suatu daerah itu, biasanya memiliki kearifan lokal masing-masing, dimana setiap daerah yang ada kearifan lokalnya berbeda satu sama lain.
Kearifan lokal artinya adalah suatu pengertian bersama dalam suatu daerah yang biasanya berisikan perintah, larangan maupun suatu penegasan yang berkaitan dengan alam sekitarnya.
Kearifan lokal banyak sekali ragam, bentuk dan coraknya. Semua itu bergantung kepada wilayah, tempat serta kaitannya dengan profesi, pekerjaan, sosial , kebudayaan masyarakat setempat dimana masyarakat itu tinggal
Di Provinsi Bengkulu, utamanya, di Kota Bengkulu, tekhusus di kalangan masyarakat pesisir Pantai, yang pada umumnya memiliki profesi sebagai nelayan.
Para nelayan di Provinsi Bengkulu, terutama di kawasan Pesisir Kota Bengkulu, mengenal satu kearifan lokal yang dinamai, ‘’Angin Tenggaro” (Angin Tenggara).
Secara sederhana maksud dari angin tenggaro, adalah tiupan angin ditengah laut yang bertiup dari arah Tenggara wilayah samudra Indonesia.
Nelayan di pesisir Kota Bengkulu, mengenal dengan persis watak angin tenggaro ini, yang sangat kencang dan suka berubah-ubah arah datangnya.
Para nelayan jika sudah berhasil memantau keberadaan angin tenggaro, berdasarkan kearifan lokal yang mereka warisi secara turun temurun.
Jika Keberadaan angin tenggaro sudah terpantau akan muncul, berdasarkan ilmu perbintangan yang dimiliki nelayan.
Bisa dipastikan para nelayan, tidak akan berani untuk turun melaut mencari ikan sampai ke tengah lautan . Bahkan sering terjadi angin tenggaro bertiup sangat lama sampai berbulan-bulan. Biasanya angin tenggaro periode kemunculannya adalah dikisaran bulan November setiap tahun
Biasanya jika angin tenggaro datang dengan durasi yang lama, seluruh nelayan akan mengistirahatkan jaring dan kapal-kapalnya.
Nelayan akan memanfaatkan kedatangan angin tenggaro dengan beristirahat, atau memperbaiki kapal yang rusak dan jaring-jaring.
Para nelayan yang memiliki bekal uang yang cukup selama menunggu, angin tenggaro reda, mereka tidak terlalu kesulitan
Namun demikin tidak bagi para nelayan yang belum siap. Biasanya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari para nelayan berganti pekerjaan.
Ada yang menjadi buruh bangunan, pedagang kecil-kecilan, bekerja serabutan atau pekerjaan apa saja yang dilakukan asalkan dapur bisa mengebul.
Namun tidak semua nelayan bisa melakukan hal yang seperti itu, karena mereka hanya memiliki keterampilan mencari ikan dilaut.
Dengan sangat terpaksa biasanya nelayan yang masih memiliki keberanian tetap nekat untuk melaut mencari ikan walau angin tenggaro datang.
Ini terpaksa mereka lakukan semata-mata untuk menyambung hidup, walau harus bertaruh dengan resiko yang cukup berbahaya. (**)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: