Keindahan Gunung Bromo dan Mengenal Suku Asli Tengger
JAKARTA,RADARPENA-Kawasan Gunung Bromo terletak di Provinsi paling ujung Pulau Jawa, yakni Jawa Timur. Gunung ini terkenal dengan asal usul Suku Tengger. Suku Tengger dahulu merupakan masyarakat Hindu yang berada di kerajaan Majapahit. Mereka sengaja menyingkir ke Lereng Gunung Bromo, untuk tetap mempertahakan keyakinan mereka yakni agama Hindu saat, Agama Islam masuk ke Nusantara.
Bukti-bukti peninggalan Suku Tengger di beberapa titik di kawasan Pegunungan Suku ini masih ada Kita saat melihatnya seperti merasa sedang ada di Pulau Bali, karena terdapat kain dua warna hitam putih kotak-kota yang membungkus tempat tertentu. Bahkan ditengah-tengah lembah Gunung Bromo ini terdapat satu Pure rumah ibadah Suku Tengger.
Bahkan dikaki Gunung Bromo berdiri satu Masjid untuk pengunjung yang beragama Islam melaksanakan salat. Lokasinya berada disebelah ornamen atau tanda-tanda khas Ummat Hindu.
Sekali lagi ini bukti jika Hindu dan Islam sudah hidup berdampingan dengan damai sejak dulu. Sekarang ini kawasan Gunung Bromo menjadi objek wisata yang sangat indah untuk dikunjungi. Orang-orang dari Suku Tengger masih ada yang menetap di sekitar kawasan Gunung Bromo itu. Gunung Bromo memiliki ketinggian 2329 M, merupakan gunung berapi aktif dan terakhir meletus pada tahun 2016 silam. Berada di kawasan Gunung Bromo, kita akan takjub dengan alam Indonesia yang begitu indahnya. Disana terdapat hamparan padang yang sangat luas dan cocok untuk berfoto maupun mengambil video.
Akses masuk ke kawasan Gunung Bromo bisa ditempuh melalui empat Kabupaten yang ada di Provinsi ini. Salah satunya dari Kota Malang. Pengunjung dapat menyewa Toyota Hardtop, yang bisa memuat sampai tujuh orang termasuk pemandu dan sopir. Akan disiapkan paket-paket wisata ke Kawasan ini, sambil menelusuri wilayah Gunung Bromo dan berwisata alam.
Pemilik usaha penyewaan akan membawa rombongan mulai dini hari sekitar pukul 12.00 atau pukul 01.00 Dini hari. Tujuannya agar tiba dilokasi masih dapat melihat suasana matahari terbit di Gunung Bromo yang menyajikan panorama indah luar biasa mahakarya Tuhan yang Mahaesa.
Perjalanan memakan waktu sekitar 3- 3,5 jam, ditengah cuaca yang cukup dingin. Pengunjung tidak perlu perlu mengkhawatirkan bagaimana rasanya perjalanan itu. karena disepanjang jalan akan ada warga setempat yang menjual sarung tangan maupun perlengkapan untuk mengusir dingin.
Sewaktu tiba di kaki Gunung Bromo, tersedia tempat-tempat makan yang dikelola warga setempat. Kehalalan makanan tidak perlu diragukan. Tersedia mie rebus, goreng-gorengan yang mampu menghangatkan tubuh, termasuk minuman kopi atau teh. (iaa)***
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: