Petani Sawah Resah, Jika Kekeringan Melanda
JAKARTA, RADARPENA - Kekeringan adalah keadaan yang sangat ditakuti petani, terutama petani padi dilahan sawah tadah hujan. Lahan sawah yang hanya mengandalkan air hujan sebagai sumber mengairi sawah akan nelangsa saat terjadi kekeringan alias musim kemarau.
Bulan Juli ini seluruh kawasan Indonesia masih mengalami musim kemarau. harapannya musim kemarau ini tidak terlalu lama sehingga kebutuhan air bisa segera tercukupi.
Kekeringan juga berdampak buruk bagi warga yang cuma mengandalkan air sumur sebagai sumber air bersih sehari-hari. Saat kekeringan terjadi karena faktor cuaca, sumur-sumur bisa mengering dan tidak berair lagi.
BACA JUGA:Waspadai Gelombang Panas Akibat Cuaca Ekstrim, Hati-hati Terhadap Heatstroke
Keadaan seperti itu jika berlangsung lama, akan menyulitkan lantaran manusia, hewan dan tumbuhan tidak dapat hidup jika kekurangan air atau sama sekali air tidak ada.
Cara mengatasi kekeringan yang paling mudah adalah, dengan menampung air, saat sedang terjadi hujan. Air hujan bisa dipergunakan untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi, masak, mencuci.
Bahkan air hujan termasuk salah satu air yang suci dan dapat dipergunakan untuk berwudhu. Tetapi walau hujan turun deras, kemampuan menampung hujan juga terbatas dan masa-masa sekarang ini hujan turun sudah sangat singkat alias jarang sekali terjadi hujan dalam durasi waktu yang lama, misalnya dari pagi sampai malam hari hujan terus menerus tiada henti.
BACA JUGA:Kemenag Antisipasi Cuaca Panas Jelang Pelaksanaan Haji 2023
lahan padi sawah tadah hujan, saat mengalami kekeringan alias kekurangan air, akan mengalami hambatan pertumbuhan. Jika dibiarkan bisa –bisa lahan padi akan mengalami fuso alias gagal panen.
Kegagalan panen akan terlihat didepan mata, lebih-lebih saat lahan sawah itu hanya mengandalkan air hujan saja sebagai sumber pengairan, dn tidak memiliki irigasi.
Berdasarkan penelitian pakar pertanian diketahui lahan sawah mulai dari penanaman sampai ke persiapan untuk dipanen adalah sebanyak 0,74 – 1,2 liter/det/ha atau supaya mudahnya lahan sawah butuh air antara 6,39 – 10,37 milimeter per hektar per hari.
BACA JUGA:Daftar Negara Di Dunia Yang Terkena Gelombang Panas Dan Dampaknya Selama 2023
Bisa dibayangkan sudah tentu sangat banyak sekali air yang dibutuhkan untuk menghasilkan panen padi yang bagus. Capaian itu tentu tidak bisa diwujudkan jika sedang terjadi kekeringan atau kemarau dalam tempo yang lama. Lebih –lebih jika lahan sawah itu tidak memiliki irigasi atau sumber pengairan air sawah.
Berdasarkan pengamatan, petani-petani dipersawahan, jika mengalami kekeringan, mereka membuat sumur-sumur pompa disekitar lahan sawah mereka. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan air bagi lahan mereka.
Meski begitu, cara seperti ini cukup memberatkan petani, karena harus menyiapkan biaya membuat sumur bor. Peran pemerintah biasanya tanggap dengan memberi fasilitas bantuan jika mengalami kendala seperti ini (iaa)***
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: