Penipuan Kerja Paruh Waktu - Teknik dan Trik Makin Canggih
JAKARTA, RADARPENA - Pada hari Jumat tanggal 09 Juni 2023, korban mendapatkan pesan singkat melalui WhatsApp dari seseorang yang tidak dikenal. Dia mengaku namanya Anisa (nomor HP 0882194585551), dari Part Time Work Group dan menawarkan kerja paruh waktu. Dengan iming-iming memberikan komisi jika telah selesai melakukan tugas yang diberikan.
Dikarenakan tertarik dengan kerja paruh waktu maka korban menerima tawaran tersebut. Kemudian korban diarahkan untuk download dan join dengan group Telegram. Untuk dapat mengikuti tugas tersebut, korban diwajibkan mentransfer sejumlah uang, lalu uang korban dan juga komisinya akan ditransfer balik setelah tugas diselesaikan.
Modus pelaku adalah sebagai berikut:
Pertama-tama pelaku kejahatan menawarkan pekerjaan paruh waktu, dengan memberikan komisi setelah pekerjaan atau tugas yang diberikan oleh pelaku kejahatan selesai dilaksanakan, tanpa harus bekerja di kantor cukup bekerja WFH. Jika setuju menerima tawaran tersebut, akan diarahkan untuk men-download Telegram lalu dibimbing oleh admin di Telegram. Kemudian kita akan dimasukkan ke dalam group Telegram pekerjaan paruh waktu.
Admin Telegram dengan ID: @nazibahhussna ( keterangan korban ) tersebut, membuatkan group, yang mana akan ada partisipan lebih dari 30 orang dalam group tersebut. Lalu admin akan memberikan tugas, dan setelah tugas diselesaikan, si admin akan memberikan komisi dengan cara transfer.
Lalu admin tersebut memberikan tugas, dan setelah tugas diselesaikan, si admin akan memberikan komisi dengan cara transfer.
Setelah itu admin akan memancing korban untuk menyelesaikan tugas. Yang mana dari tugas 1 s.d. tugas 3, free tanpa setor uang deposit, dengan cara like dan subscribe video di Youtube, serta kirim bukti screenshot-nya ke admin. Setelah selesai, admin akan memberikan komisi kepada korban. Karena telah menyelesaikan tugas, korban benar menerima komisi tersebut senilai Rp30.000.
# Supaya korban dapat lanjut mengikuti tugas selanjutnya, yaitu tugas ke 4 s.d. 7, admin mewajibkan korban untuk menyetorkan uang deposit senilai Rp300.000. Jika telah selesai menyelesaikan tugas, maka uang deposit dan komisi Rp100.000 akan ditransfer kembali ke korban. Pada tugas ini, si pelaku masih mentransfer uang korban kembali ke rekening korban.
Ketika masuk ke tugas 8, admin memindahkan tugasnya ke leader-nya (SPV), dengan ID Telegram: @YogiYulioPTJob. Lalu akun @YogiYulioPTJob tersebut meminta korban setor uang deposit senilai Rp2.400.000 untuk dapat mengikuti tugas 8. Dikarenakan korban merasa bahwa tugas 1-7 benar, maka korban mengikuti tugas ke-8 dengan transfer uang Rp2.400.000.
Setelah itu pelaku dengan akun @YYPTJob ( nama disamarkan ) membuatkan group baru yang bernama GROUP VIP Peningkatan, yang beranggotakan 4 orang dalam 1 group. Yang mana semua dalam group itu adalah komplotan penipuan, dan hanya korban saja yang benar-benar korban murni.
Masing-masing mempunyai peran untuk meyakinkan korban, supaya terkesan bahwa kegiatan di dalam group tersebut benar dan bukan penipuan. Setelah dibuatkan GROUP VIP Peningkatan, lalu korban dikeluarkan dari group yang isinya banyak partisipan.
Dikarenakan korban sudah terlanjur setor uang Rp2.400.000 dan supaya uang tersebut dikembalikan, terpaksa korban mengikuti tugas selanjutnya, Lalu korban diwajibkan mengikuti tugas ke-8 sampai dengan selesai di dalam Group VIP. Yang mana diberikan tugas untuk membuka link Tokopedia, lalu memasukkan produk yang ditawarkan ke dalam keranjang belanja tanpa harus membeli, lalu mengirimkan screenshot-nya ke akun @YogiYulioPTJob di Group VIP.
Pelaku tersebut mewajibkan korban setor uang deposit Rp9.600.000 agar bisa melanjutkan tugas. Lalu korban mentransfer uang tersebut ke nomor rekening BRI atas nama Roni, dengan nomor rekening: 044601001061566. Namun setelah tugas selesai, uang tersebut masih belum dikembalikan. Korban diwajibkan mengikuti tugas selanjutnya dulu.
Kesimpulan : Penipuan berkedok kerja paruh waktu bertujuan untuk menguras sebanyak mungkin keuntungan dari korbannya. Melalui tugas yang tak jelas. Sehingga kita harus berhati-hati terhadap kecenderungan penipuan yang semakin lama semakin canggih dengan teknologi yang ada.*** (dms)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: