
Sejarawan Bryant Simon dari Temple University menilai bahwa kebijakan baru ini adalah contoh nyata dari ketidakseimbangan antara fasilitas publik di AS yang minim dan kebutuhan dari tempat usaha seperti Starbucks yang berusaha memenuhi kekosongan itu.
“Ini adalah contoh lain dari kerumitan yang disebabkan oleh kurangnya toilet umum di AS, dan Starbucks mengubah kebijakannya, terkadang mendapat keuntungan dari kurangnya infrastruktur umum dan dirugikan oleh hal yang sama,” kata Simon.