Aturan Membawa Barang Elektronik dalam Moda Transportasi Udara: Peraturan Ketat demi Keselamatan

Pesawat Garuda Indonesia-Sabrina Hutajulu-radarpena.co.id
JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Tiap moda transportasi umum, baik darat, laut, maupun udara, memiliki aturan ketat terkait barang bawaan penumpang, khususnya barang elektronik.
Peraturan ini dibuat demi menjaga keselamatan dan kenyamanan seluruh penumpang serta mencegah risiko yang dapat ditimbulkan oleh barang elektronik tertentu.
Moda transportasi udara memiliki aturan paling ketat dalam hal barang bawaan, termasuk perangkat elektronik. Di Indonesia, peraturan ini diatur dalam Surat Edaran (SE) Ditjen Perhubungan Udara Nomor 15 Tahun 2018.
Salah satu ketentuan penting dalam SE tersebut adalah larangan membawa power bank dengan kapasitas di atas 160 Wh ke dalam kabin pesawat. Adapun aturan lebih rinci mengenai power bank adalah sebagai berikut:
- Di bawah 100 Wh: Dapat dibawa ke dalam kabin tanpa izin khusus.
- 100 hingga 160 Wh: Diperbolehkan dengan izin dari pihak maskapai.
- Di atas 160 Wh: Dilarang dibawa ke dalam kabin maupun bagasi pesawat.
Selain itu, perangkat elektronik dengan baterai lithium, seperti laptop dan ponsel, harus dimatikan saat lepas landas dan mendarat.
Penggunaan perangkat elektronik juga dilarang saat kondisi tertentu untuk menghindari gangguan terhadap sistem navigasi pesawat.
Berikut Benda yang dilarang dibawa ke dalam Kabin Pesawat dikuti dari laman resmi Garuda Indonesia
Untuk alasan keselamatan dan keamanan, penumpang tidak diperbolehkan membawa benda/barang yang tercantum dibawah ini ke dalam bagasi kabin maupun tercatat
- Material korosif : Merkuri (terdapat dalam thermometer), asam sulfat, alkali dan aki kendaraan;
- Bahan Peledak: Semua tipe granat, detonator, sumbu, alat peledak;
- Gas bertekanan (tidak dan yang mudah terbakar, atau yang beracun): Propana, butana, aerosol iritan kimiawi;
- Cairan mudah terbakar: Bahan bakar, cat, thinner, perekat (lem), cairan pemantik api, methanol;
- Benda padat mudah terbakar: kembang api, petasan, suar;
- Zat oksidasi: bubuk pemutih, peroksida;
Material radioaktif;
Bahan kimia/zat beracun: arsenik, sianida, pembasmi hama/serangga, produk biologis yang berbahaya;
Koper dengan instalasi perangkat alarm, atau dilengkapi baterai lithium dan/atau material piroteknik.
Kendaraan kecil yang menggunakan baterai litium seperti airwheel, solowheel, hoverboard, mini-segway, balance wheel, dan lain-lain tidak diperbolehkan dibawa dalam kabin pesawat semua penerbangan Garuda Indonesia, baik sebagai bagasi kabin maupun Bagasi Terdaftar.
- Alat pelumpuh: Pistol pengejut, alat kejut listrik, tongkat pukul listrik, termasuk alat pelumpuh untuk hewan;
- Semprotan bela diri: Gas airmata dan semprotan asam fosfor
NOTE: Semprotan merica yang dilengkapi fitur mekanisme keselamatan diperbolehkan diletakkan didalam bagasi tercatat.
- BACA JUGA:Kuliah Gratis! Unhan Buka Pendaftaran Mulai 1 Februari 2025, Cek Persyaratan dan Ketentuannya
- BACA JUGA:Penyesalan Terdalam, Rumah pernah Ditawar Rp3,6 M Ditolak sekarang Malah Lewat Terowongan
Barang-barang yang dibatasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: