JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Perekonomian Indonesia mengalami Deflasi selama empat bulan berturut-turut sejak Mei 2024 lalu.
Salah satu penyebabnya karena menurunnya daya beli masyarakat dari kelas menengah.
Dampaknya mengganggu stabilitas pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang sangat khawatir terjadinya kebangkrutan alias gulung tikar.
Penurunan daya beli masyarakat berpengaruh langsung terhadap omset serta pendapatan para pengusaha UMKM.
Salah satu pelaku industri UMKM frozen food Tahu Bakso, Oca mengatakan saat ini penjualan produk frozen food Tahu Bakso miliknya mengalami penurunan.
“Ada penurunan penjualan. Dan ini sangat menyedihkan,” jelas Oca ketika dihubungi oleh radarpena.co.id grup disway.id pada Senin 9 September 2024.
BACA JUGA:
- Daya Beli Turun, Jumlah Masyarakat Kelas Menengah Indonesia Turun
- Daya Beli Masyarakat Menurun, Ini Dampak Mengerikan yang Dapat Muncul
Tidak hanya itu, Oca juga mengungkapkan bahwa penurunan penjualan ini juga dirasakan oleh pelaku UMKM lainnya.
“Agen-agen juga pada ngeluh ini penjualan lagi slow banget. Awal bulan September ini parah-parahnya,” jelas Oca.
Ekonom Senior dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad menyebut fenomena anjloknya daya beli masyarakat juga dapat dilihat dari tingkat deflasi yang dialami Indonesia selama empat bulan berturut-turut ini.
"Kalau ke ekonomi, itu berarti tanda-tandanya kelemahan konsumsi. Artinya kalau tingkat konsumsi turun, maka pertumbuhan ekonominya turun. Konsumsi turun juga akan membuat sektor usaha yang memanfaatkan konsumsi masyarakat juga akan ikut turun," jelas Tauhid.
"Misalnya yang turun di industri makanan, berarti industri-industri yang berbasis makanan akan turun dan baru makanannya yang turun. Baru pertumbuhan ekonomi juga turun, saya duga pertumbuhan kuartal ketiga agak melambat jika dibandingkan dengan kuartal kedua," lanjutnya.(bianca)