Perubahan rotasi ini dilaporkan dalam sebuah penelitian dari University of Wisconsin-Madison.
BACA JUGA:PTSD: Luka Batin yang Tak Mudah Sembuh
"Saat Bulan menjauh, Bumi berputar melambat seperti figure skater.
Sekitar 1,5 miliar tahun lalu, jarak Bulan cukup dekat dengan interaksi gravitasi Bumi yang bisa menghancurkannya," kata profesor di University of Wisconsin-Madison, Stephen Meyers, dikutip dari Indian Express, Selasa 21 Agustus 2024.
Meyers bersama dengan profesor riset lamont di Columbia, Alberto Malinverno mengembangkan TimeOptMCMC.
Ini merupakan pendekatan statistik membantu menentukan hubungan antara hari dengan jarak Bumi dan Bulan.
Hasilnya Bulan terus menjauh dengan kecepatan 3,82 sentimeter per tahun.
Artinya satu hari bisa menjadi 25 jam pada 200 juta tahun lagi.
Temuan ini, para ilmuwan menyebutnya sebagai siklus Milankovitch.
Yakni saat mereka menentukan di mana sinar Matahari didistribusikan di Bumi dan ritme iklimnya.
BACA JUGA:Barisan Para Mantan Azizah Salsha, Profilnya 'Arhan Kalah Jauh'
Sebelumnya penelitian serupa juga pernah diterbitkan. Salah satunya adalah ilmuwan Rusia Jacques Laskar mengenai kekacauan tata surya yang dilakukan 1989.
Namun penelitian dari Wisconsin, disebut Indian Express menekankan lebih jauh soal pergeseran Bulan dan dampaknya pada Bumi.
Para ilmuwan juga tengah meneliti batuan lebih tua untuk bisa memahami soal hubungan antara Bulan dan Bumi.