Airlangga Hartarto Mundur dari Ketua Umum, Eros Djarot: Ada Kudeta di Partai Golkar

Minggu 11-08-2024,21:46 WIB
Reporter : Gatot Wahyu
Editor : Gatot Wahyu

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Mundurnya Airlangga Hartarto dari jabatan Ketua Umum Partai Golkar menjadi berita mengejutkan politik dalam negeri.

Banyak spekualisi yang muncul dari mundurnya Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Partai Golkar. Salah satunya spekulasi adanya kudeta di partai berlambang Pohon Beringin tersebut.

Politikus dan budayawan Eros Djarot menilai pengunduran diri Airlangga Hartarto dari jabatannya sebagai Ketum Partai Golkar dapat diistilahkan sebagai kudeta Golkar.

Menurut dia, patut diwaspadai adanya upaya seseorang yang ingin menjadi Ketum Partai Golkar, tetapi tidak mengikuti ketentuan anggaran dasar dan rumah tangga (AD/ART) partai sehingga berupaya menggunakan cara-cara lain.

"Saya rasa kalau ada istilah kudeta Golkar ya, kalau ada istilah begitu rasanya enggak salah juga ya," kata Eros ditemui usai acara peluncuran buku biografi anggota DPR RI periode 1987—1997 Palar Batubara berjudul 75 Tahun Bang Palar Batubara, Jiwa Sang Patriot di Jakarta Selatan, Minggu, 11 Agustus 2024.

BACA JUGA:

Eros menilai mundurnya Airlangga dari kursi pimpinan partai berlambang pohon beringin itu misterius sehingga tak pelak memunculkan pertanyaan-pertanyaan, termasuk apa desain politik setelah Airlangga mundur.

"Kalau dibilang secara ikhlas (mundur) kok enggak terbaca ya, kalau mundur terkait pertimbangan yang sifatnya menyelamatkan negara, kok kayaknya juga kurang kuat alasannya. Jadi mundurnya kenapa?" tuturnya.

Ia mengaku heran sekaligus menyayangkan peristiwa mundurnya Airlangga sebagai Ketum Partai Golkar.

"Golkar yang sebetulnya partai yang cukup mengakar sejak lama, kok semudah itu rontok ataupun dipereteli seperti ini," ucapnya.

Golkar merupakan partai yang memiliki kesejarahan khusus di Indonesia sehingga dia menyayangkan apabila kemudian menjadi pemenuh hajat politik seseorang.

BACA JUGA:

"Yang paling penting sangat menyedihkanlah, artinya Golkar itu aset bangsa, aset nasional sehingga keberadaan Golkar yang sehat itu diperlukan bangsa ini. Akan tetapi, kalau Golkar yang menjadi alat kekuasaan yang pragmatis dan sementara itu bahaya," kata dia.

Sebelumnya, Airlangga Hartarto mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar di Jakarta, Minggu.

Dalam video resmi yang disiarkan Partai Golkar di Jakarta, Minggu, Airlangga menjelaskan alasan dia mundur karena ingin menjaga keutuhan Partai Golkar dan memastikan stabilitas selama transisi pemerintahan dari Presiden RI Joko Widodo ke pemerintahan Prabowo Subianto sebagai pemenang Pilpres 2024.

Kategori :