JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Tidak hanya dukungan dan kritik, sejumlah pihak mengungkapkan kekhawatiran mereka usai Pemerintah resmi memberlakukan larangan pemberian diskon dan promosi kepada produsen dan distributor susu formula.
Pasalnya, kemungkinan akan dampak negatif yang dibawa oleh kebijakan tersebut nantinya malah akan mempengaruhi kesehatan dan tumbuh kembang anak bangsa.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo), Roy Nicholas Mandi. Menurutnya, kebijakan ini berpotensi untuk menimbulkan dampak negatif terhadap sektor ekonomi dan kesehatan.
"Larangan promosi ini seharusnya mempertimbangkan dampak ekonomi dan kesehatan. Lihat keseimbangan, jangan melarang tapi gak diseimbangin," Ujar Roy dalam keterangan tertulis resminya pada Kamis 1 Agustus 2024.
Selain itu, Roy menambahkan bahwa peraturan pembatasan dan pelarangan penjualan sejumlah produk yang tertera dalam PP No. 28/2024 malah dinilai akan memberatkan para pelaku usaha nantinya.
BACA JUGA:
- Bagus Mana Susu Formula Atau UHT untuk Pertumbuhan Anak? Simak Penjelasan dari Dokter Spesialias Anak
- Nicholas Saputra Jadi Brand Ambassador Susu Pro Israel, Netizen: Mikir
"Bagaimana dengan nasib pelaku usaha-nya? Insentifnya apa larangan itu kepada para pelaku usaha yang sudah berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi?" Ujar Roy.
Kehawatiran serupa juga diungkapkan oleh Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) DKI Jakarta, Diana Dwi. Menurutnya, kebijakan pelarangan promosi ini dirasa kurang tepat, mengingat iklan atau promosi adalah salah satu cara untuk mengenalkan suatu produk ke masyarakat luas.
Alih-alih memberlakukan pelarangan, Diana berharap Pemerintah lebih baik berfokus untuk mengawasi peredaran susu formula yang ada di pasaran. Menurutnya, cara tersebut jauh lebih efektif untuk memastikan tidak ada susu formula palsu yang beredar.
"Pemerintah kan dapat melakukan pemeriksaan dan kontrol secara masif agar tidak ada susu formula palsu yang beredar," Ujar Diana dalam keterangan tertulis resminya pada Kamis 1 Agustus 2024.
(Bianca Khairunnisa).